'The Kendal Jenner Effect', Rumus Ilmiah Prediksi Supermodel

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Rabu, 09 Sep 2015 15:07 WIB
Jadi supermodel, sebutan prestisius dari model biasa, ternyata bukan karena dewi fortuna saja. Ada rumus ilmiah untuk menduga siapa supermodel selanjutnya.
Kendall Jenner (Jason Merritt/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Waktu yang tepat, kepribadian yang baik dan tentu saja penampilan yang menarik, adalah kunci utama untuk menciptakan seorang supermodel. Bisa jadi, sedikit keberuntungan juga ikut ambil bagian dalam hal ini.

Namun, ternyata jadi supermodel, sebuah sebutan prestisius daripada model, nyatanya bukan cuma berkat keberpihakan dewi fortuna saja. Mengutip Vogue, menurut sebuah studi, munculnya seorang ikon fesyen terbaru tidaklah seacak yang diduga.

Menurut studi, ada hal-hal berbau ilmiah yang mendasari siapa yang bakal jadi supermodel. Penelitian dari Indiana University School of Informatics and Computing dalam the social and professional determinants of success in the fashion industry, menemukan kunci siapa bintang catwalk selanjutnya secara ilmiah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak seperti ilmu matematika yang rumit dan memusingkan, rumus untuk memperhitungkan siapa bintang baru sangat sederhana. Rumus dan formula untuk memprediksikan bintang baru catwalk disebut sebagai The Kendall Jenner Effect.

Antara bulan September dan Desember 2014, asisten profesor di sekolah tersebut, Emilio Ferara dan timnya melakukan penghitungan berapa banyak unggahan yang muncul di media sosial dari si model. Ia kemudian juga menghitung berapa banyak foto tersebut disukai dan komentar yang ada.

Kemudian dengan menggunakan Fashion Model Directory, mereka mengumpulkan berbagai data portfolio sang model. Termasuk data berapa kali mereka muncul di catwalk, tinggi badan dan ukuran sepatu.

Data ini kemudian akan dimasukkan ke dalam perhitungan algoritma yang memungkinkan prediksi soal seberapa populernya model ini di pekan mode yang akan datang. Data ini termasuk juga akan memprediksi seberapa banyak dia muncul di catwalk.

Namun yang namanya perhitungan juga tak 100 persen ramalannya pasti tepat. Data akurasi perhitungan ini mencapai 80 persen.

Hanya saja, penelitian ini juga tak mencatat dan memperhitungkan bahwa status supermodel justru juga punya unsur lainya. Mengutip The Cut, banyak dibayar untuk tampil di atas catwalk, mungkin saja bisa membuat Anda populer. Namun ini tak lantas membuat Anda pasti bisa jadi model elit alias supermodel.

Tak dimungkiri, ada beberapa supermodel masa kini yang memang tak banyak berjalan di atas catwalk. Tentu saja ini karena adanya kontrak eksklusif dari sebuah merek busana ataupun desainer tertentu.

Mendapat kontrak eksklusif dari merek dunia atau desainer dunia menjadikan model-model ini langsung melesat jadi supermodel. Sekalipun ini berarti kalau mereka harus rela mengurangi frekuensi mereka berjalan di catwalk.

Selain itu, jadi model pembuka, khususnya di acara yang penting dan besar akan menambah 'nilai jual' dan melesatkan karier mereka. Contohnya Gisele Bundchen. Bagi dia, tak penting seberapa banyak dia muncul di catwalk fashion show. Namun sebaliknya, meski jarang muncul di catwalk, ia justru menjadi model dengan bayaran paling tinggi selama bertahun-tahun. Dan ketika dia muncul di catwalk, dia selalu jadi daya tarik utama dan menjadi headline.

(chs/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER