Jakarta, CNN Indonesia -- Meski awalnya dianggap sebagai kegiatan bersenang-senang semata, saat ini banyak negara mulai mempertimbangkan untuk melarang
selfie.
Kegiatan
selfie mulai populer sejak tahun 2014 dan awalnya dianggap bermanfaat demi mengabadikan suatu momen. Tahun 2014 disebut sebagai ‘Tahun Selfie’ saking meluasnya tren perilaku ini.
Namun semakin hari semakin sering dilaporkan orang yang berselfie dengan pose yang berbahaya dan bahkan menantang maut. Beberapa pemerintah telah mulai melihat
selfie sebagai hal yang menjadi ancaman bagi keamanan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan Telegraph, bahkan ada yang telah membuat kampanye pendidikan publik untuk mencegah
selfie seperti halnya dengan peringatan tentang bahaya merokok dan pesta minuman keras.
Di dalam kampanye tersebut, terdapat sebuah poster yang bertuliskan "Selfie Dapat Mengambil Nyawamu.".
Pada Juni, dua orang tewas di Pegunungan Ural, yang terbentang sepanjang Kazakhstan dan Rusia, setelah mengambil
selfie ketika sedang menarik pin granat.
Di bulan yang sama, seseorang berumur 21 tahun tewas setelah mengambil selfie di Jembatan Moskow dan terjatuh.
Di Texas, Amerika Serikat, pada Rabu (2/9), seorang ayah tewas setelah mengambil selfie ketika ia menodongkan sebuah pistol ke lehernya sendiri. Lalu pada Mei, seorang wanita beruntung karena terselamatkan setelah mencoba berselfie dengan menodongkan pistol ke kepalanya.
Sementara itu, di Taman Nasional Yellowstone Amerika Serikat, lima orang tewas karena mengambil
selfie terlalu dekat dengan kawanan bison. Juni ini, Uni Eropa mengeluarkan larangan berselfie dan pengunggahan foto tempat terkenal seperti Menara Eiffel ke media sosial.
(utw/utw)