Jakarta, CNN Indonesia -- Terakhir kali Maggie Saunders berkencan, dia berakhir tak sadarkan diri di bawah meja. Teman kencannya terkejut, mengira Maggie terlalu banyak minum anggur, atau mencoba-coba narkoba.
Jauh dari dugaan tersebut, Maggie mengalami kondisi medis yang menyebabkan dia pingsan dengan tiba-tiba. Kondisi tersebut, dikatakan Maggie, juga merusak kehidupan asmaranya.
Perempuan 31 tahun dari Falmouth, Cornwall, Inggris tersebut mengatakan, mengonsumsi makanan tertentu atau tertawa terlalu keras dapat menyebabkan dia pingsan secara tiba-tiba. Akibatnya, mustahil baginya untuk sebuah makan malam romantis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maggie mencoba tetap positif tentang kondisinya, tapi dia percaya pingsan terus-menerus membuatnya sulit mempertahankan hubungan. Dia takut tidak akan pernah menemukan cinta. Maggie memiliki periode di mana dia pingsan secara rutin sejak masih kecil.
Pada usia 19, dia akhirnya didiagnosis mengidap sinkop vasovagal (VVS), kondisi di mana sebuah pemicu dapat menyebabkan denyut jantung melambat dan otak akan kekurangan oksigen. Artinya, orang tersebut jatuh tak sadar sementara.
Setelah ibunya meninggal pada usia 45 tahun, dan hasil pemeriksaan lanjutan mengungkap adanya masalah jantung, Maggie menemukan dia dan saudara laki-lakinya juga memiliki kondisi jantung turunan yang sama.
Dia mengalami kondisi pemblokiran jantung tingkat tiga. Kendati kondisi ini tak berhubungan dengan pingsannya, itu adalah kondisi serius di mana denyut elektrik yang mengontrol detak jantung terganggu sehingga menyebabkan irama jantung yang tidak normal.
Dalam waktu satu bulan, dia akan dipasangkan alat pacu jantung, sebuah perangkat kecil yang akan mengejutkan jantung agar berdenyut kembali jika berhenti. Kendati alat tersebut dapat mencegah jantungnya berhenti, dokter tidak tahu apakah kondisi pingsan Maggie juga akan berhenti.
“Jika Anda akan berkencan dengan seseorang, dia hampir pasti akan membawa Anda keluar untuk makan. Tapi jika saya tertawa terlalu sering atau makan makanan yang sukar dicerna saya pingsan. Saya tidak dapat mengonsumsi kentang, pasta, telur, atau minuman bersoda.”
(win/mer)