Kisah Putra Kerajaan Rusia Menjadi Tarzan di Kehidupan Nyata

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 16 Sep 2015 07:31 WIB
Fomenko menjauhkan diri dari masyarakat modern, bertahan hidup dengan membunuh buaya dan babi dengan tangan kosong di hutan belantara.
Selama 60 tahun Fomenko menjauhkan diri dari masyarakat modern, bertahan hidup dengan membunuh buaya dan babi dengan tangan kosong di hutan belantara. (CNN Indonesia internet/ Dok. Mike Watt Photography)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berjalan dengan dada telanjang menyusuri jalan raya, gaya khasnya adalah sarung tersampir di salah satu bahu. Dia adalah lelaki hutan belantara yang dijuluki sebagai Tarzan di kehidupan nyata.

Michael Peter Fomenko (84) adalah putra dari seorang putri Rusia. Dia menjauhkan diri dari masyarakat modern 60 tahun yang silam, bertahan hidup dengan membunuh buaya dan babi dengan tangan kosong di belantara raya.

Fomenko melarikan diri ke Sydney saat berusia 24 tahun. Dia mengasingkan diri ke hutan hujan tropis antara Cape York dan Ingham di bagian utara Australia sebagai seorang petapa. Rupanya dia terinspirasi sebuah puisi karya Homer, pujangga pengarang kisah The Odyssey.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lelaki eksentrik ini bahkan bepergian seorang diri dengan kano yang dia buat dari gelondongan kayu pohon cemara ketika menjelajahi Cooktown di Queensland sampai New Guinea, seperti dikisahkan dalam buku Bizarrism karya Chris Mikul.

Alkisah, pada 1959, menurut laporan, Fomenko diselamatkan oleh penduduk setempat dari kelaparan di hutan tropis liar penuh buaya yang belum terjamah.

Tanpa pakaian menutup sekujur tubuhnya, kecuali cawat, dia juga harus diburu polisi pada 1964, lalu dilempar ke penjara karena hidup menggelandang dan berperilaku tidak senonoh. Pada akhirnya dia dideklarasikan sebagai orang gila, seperti diinformasikan oleh Sydney Morning Herald.

Fomenko ditemukan dengan luka di sekujur tubuh akibat serangan babi hutan. Setelah itu, dia dimasukkan ke berbagai lembaga kejiwaan. Di sana, dia dibius dan menerima terapi kejut listrik. Namun, ketika dibebaskan, dia tak kuasa segera kembali ke alam liar, tinggal bersama suku Aborigin sampai 2012, yakni ketika dia dibawa ke fasilitas Cooinda Aged Car di Gympie, Australia.

Lahir sebagai sebagai anak dari Putri Elizabeth Machabelli dan atlet Daniel Fomenko di Georgia, negara yang kemudian menjadi bagian dari Uni Soviet, keluarga Famenko melarikan diri ke Jepang sekitar akhir 1930-an.

Namun, tiga tahun setelah Jepang menginvasi China untuk memulai perang Pasifik pada 1937, keluarga Fomenko melarikan diri lagi ke Sydney. Terasing oleh hambatan bahasa dan statusnya sebagai pengungsi, perlahan-lahan Fomenko menghilang dari kehidupan modern. Dia mulai menganggap dirinya sebagai pahlawan Yunani, Odysseus.

Saat masih remaja, dia memenangkan medali negara untuk kejuaraan decathlon serta direncanakan untuk mengikuti Olimpiade 1956 di Melbourne. Namun, sebelum dia dapat bersaing di kejuaraan olahraga dunia tersebut, dia melarikan diri dari keluarganya dan masuk ke hutan-hutan di Queensland.

Di kehidupan dia berikutnya, dia terlihat menyusuri Jalan Tol Bruce di Queensland, mengunjungi toko-toko lokal untuk persediaan sehari-harinya sebelum akhirnya kembali ke tengah hutan. Namun, manusia liar dari Cape York itu lenyap dari sorotan publik pada akhir 2012. Warga langsung merasa khawatir.

Fomenko baru ditemukan selamat dan dalam kondisi baik pekan lalu di sebuah rumah perawatan. Dia diyakini sudah tinggal di sana sejak 2012, yakni sejak dia menempuh perjalanan ke Sydney untuk mengunjungi saudara perempuannya, lalu merasa sakit dalam perjalanan.

“Dia sangat bahagia di sini,” ujar seorang perawat. “Dia tidak berkomunikasi dengan siapa pun, dia seorang penyendiri, tapi dia bahagia dan merasa puas di sini.”

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER