Putar Otak Menonjolkan Aspek Kekinian di Museum Nasional

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Minggu, 20 Sep 2015 15:47 WIB
Pementasan teater Akhir Pekan @Museum Nasional digelar dengan menampilkan kisah-kisah yang relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Aksi Teater Koma di Museum Nasional dalam acara Weekend @ Museum
Jakarta, CNN Indonesia -- Kekinian menjadi aspek yang tidak dapat ditinggalkan dalam mempersiapkan pementasan Akhir Pekan @Museum Nasional. Itu disampaikan produser Akhir Pekan di Museum, Yudhi Soerjoadmodjo.

"Kisah yang diangkat harus relevan dan kekinian, sehingga dapat langsung ditangkap," ujar Yudhi di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Minggu (20/9).

Akhir Pekan @Museum Nasional merupakan pementasan teater, sebagai bentuk kerja sama Museum Nasional, Teater Koma dan Dapoer Dongeng untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah yang diangkat pun bukan sembarangan. Dengan bantuan tim riset dan pihak museum, mereka mementaskan kisah-kisah dari koleksi yang dipamerkan di Museum Nasional.

Yudhi mengatakan mereka memerlukan satu setengah sampai dua bulan untuk merampungkan semua. Tak hanya itu, Yudhi mengatakan mereka turut melibatkan psikolog agar apa yang dipentaskan dapat langsung diterima dan dimengerti anak-anak.


"Di saat anak-anak mengerti, (orang) dewasa juga akan mengerti," ucap Yudhi.

Sebagai contoh, Akhir Pekan @Museum Nasional mengangkat tema kemaritiman untuk bulan September. Yudhi mengatakan hal tersebut akibat ramainya pemberitaan poros kemaritiman belakangan.

Minggu siang tadi, mereka mementaskan pertunjukan Berbiduk-Biduk di Langit, Berlayang-Layang di Lautan yang mengisahkan tiga orang pelaut bodoh melalui Wayang Tavip.

Pekan depan (27/9), Akhir Pekan @Museum Nasional akan mementaskan Nina Bobo Si Nona Manis Porto yang mengisahkan hiburan para pelaut pada tahun 1702.

Pementasan akan dilakukan pada pukul 09.00, 10.00, dan 11.00 WIB.

Contoh lainnya adalah pergelaran Ribut-Ribut Si Bumbung dan Si Coak yang digelar Agustus 2014 silam. Bumbung merupakan meriam besar yang digunakan saat perang Spanyol melawan Portugis di Maluku. Sementara Coak adalah meriam kecil yang sering digunakan saat acara kenegaraan.

Bumbung dan Coak menggambarkan koleksi meriam di Museum Nasional. Tapi siapa sangka, itu juga menggambarkan Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang sebelumnya tengah bertarung di pemilihan presiden 2014. (win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER