Pengidap Kanker CML Harus Minum Obat Seumur Hidup

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 22 Sep 2015 19:17 WIB
Pengidap kanker CML, kemungkinan bisa sembuh melalui transplantasi sumsum tulang belakang.
Ilustrasi sel darah. (Thinkstock/Eraxion)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun sudah menjalani proses pengobatan, Dokter Spesialis Hematologi dan Onkologi Hilman Tadjoedin mengatakan penderita kanker darah Chronic Myleoid Leukimia (CML) atau Leukimia Granulositik Kronis harus tetap mengonsumsi obat.

Bahkan Hilman mengatakan obat harus dikonsumsi seumur hidup.

"Makan obatnya harus benar, setiap hari. Tidak ada istilah stop obat. Setelah 18 bulan pengobatan harus minum obat," kata Hilman saat ditemui usai diskusi mengenai CML di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (22/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca juga: Kanker Darah yang Banyak Menyerang Usia Muda di Indonesia)

Jika penderita CML tidak rajin dan teratur mengonsumsi obatnya dikhawatirkan akan terjadi resistensi. Ketika resistensi terhadap obat terjadi, tubuh akan menolak menerima obat selanjutnya.

"Resistensi ada yang dari badan yang disebut resistensi primer dan ada yang sekunder. Resistensi primer terjadi mutasi. Obatnya sudah diminum, responsnya tidak maksimal. Jadi sia-sia pengobatannya," ujar Hilman.

Di Indonesia, ada dua jenis obat yang biasanya dikonsumsi oleh penderita CML, yaitu nilotilib dan imanitib. Obat ini bisa menghambat gen BCR-ABL yang bisa menghambat produksi sel darah putih yang abnormal.

Sedangkan untuk di luar negeri, obat yang sering digunakan untuk mengobati CML adalah dasatinib, nilotinib, dan ponatinib. Hilman menjelaskan ponatinib merupakan obat CML yang diharapkan bisa mengobati CML hingga tuntas sampai jenis terparah yang karena ada mutasi sel.

"Ponatinib bisa mengobati mutasi yang paling bandel yang disebut T315i. Mudah-mudahan obat ini bisa menjadi harapan," kata Hilman.

Jika penyakit CML tidak ditangani, Hilman mengatakan bisa terjadi leukimia akut, bahkan komplikasi. Ketika komplikasi terjadi, penderita bisa dengan mudah terkena infeksi, trombosis, bahkan bisa merambah sampai ke selaput otak.

Apakah CML Bisa Disembuhkan?

Hilman tidak dapat memastikan apakah penderita CML bisa sembuh atau tidak. Namun ia mengatakan penderita CML masih punya harapan untuk bisa sembuh.

Kemungkinan sembuh yang cukup besar, kata Hilman, dapat diperoleh dengan melakukan transplantasi sumsum tulang.

Dengan teknik ini, penderita CML bisa mendapatkan harapan penyembuhan jangka panjang terutama untuk penderita yang berusia kurang dari 40 tahun. Penanganan yang umumnya diberikan adalah allogeneic peripheral blood stem cell transplantation.

"Opsi pengobatan dengan transplantasi atau cangkok. Yang paling menentukan umur, tidak mungkin kan 60 tahun melakukan transplantasi," ujar Hilman.

(Lihat juga: Tanpa Gejala Khusus, Kanker CML Banyak Salah Didiagnosis) (utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER