Gombong, CNN Indonesia -- Spa bagaimanapun sudah mendunia. Meski istilahnya diadopsi dari kota Spa di Belgia, hampir tiap negara punya konsep khas tersendiri untuk layanan ini. Tapi ternyata ada yang membedakan dengan spa yang khas di Indonesia.
Menurut Wulan Tilaar (38), pewaris bisnis perusahaan kosmetik besar di Indonesia yang juga merambah ke bisnis spa, Indonesia memiliki nilai lebih dibandingkan spa di negara-negara lainnya. Perbedaannya terletak pada terapis yang memberikan pelayanan.
"Spa Indonesia terkenal dengan
good heart and good hand. Kalau produk relatif. Tapi kalau spa yang membedakan adalah terapisnya," kata Wulan di Roemah Martha Tilaar, Gombong, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keunggulan terapis dilihat dari profesionalitasnya kala menjamu pelanggan. Bagaimana teknik pijatnya dan keramahannya, kata Wulan, menentukan kualitas tempat spa itu sendiri.
Buat Wulan spa harus memanjakan lima panca indera manusia sekaligus. Untuk itu diperlukan ketenangan dan pendekatan holistik pada terapisnya. Hal inilah yang dipercaya Wulan ada pada terapis spa di Indonesia dan membedakannya dengan terapis lain di belahan dunia lainnya.
Misalnya saja di Eropa. Wulan mengatakan terapis spa di sana tidak bekerja dengan menggunakan hati dan keramahan. Tidak seperti terapis Indonesia yang justru menjunjung tinggi keramahtamahan.
"Biasanya kalau di Eropa orangnya (terapisnya) kerja, ya sudah kerja saja. Tidak enak rasanya karena tidak pakai hati," ujar Wulan yang masih terus mempedalam pengetahuannya tentang spa ini.
Ingin mengembangkan spa lokal di tanah sendiriMerasa spa Indonesia punya keunggulan dan bisa menjadi yang terbaik, Wulan ingin mengambangkan bisnisnya dalam bidang spa. Ia ingin spa Indonesia bisa mendunia. Apalagi julukan Bali sebagai
spa destination bisa dijadikan modal tersendiri.
Tapi, dari semua modal itu, ada yang membuat Wulan kecewa. Bali yang dijuluki
spa destination ternyata 'pemain' bisnis spa di sana dikendalikan oleh orang asing.
"Pemain lokalnya ke mana. Itu yang membuat saya penasaran," kata Wulan.
Memang tidak mudah bagi pemain lokal untuk mengembangkan bisnis spa di Pulau Dewata. Menurut Wulan, mereka harus bekerja lebih keras karena harus membangun sesuatu yang ada menjadi tidak ada.
Berbeda dengan pemain asing yang ke kebanyakan sudah membawa konsep, modal, dan segala hal yang diperlukan untuk membangun bisnis spa di Indonesia dari negaranya sendiri.
Tidak hanya usaha yang lebih keras, pemain lokal juga menurut Wulan harus berbenturan dengan budaya Indonesia yang menjunjung kesopanan. "Ada benturan kebudayaan. Memegang klien laki-laki harus punya
treatment khusus. Kalau bule laki-laki pakai celana pendek saja tidak apa-apa. Tapi kalau budaya ketimuran tidak bisa," kata dia.
Mengetahui banyak sela di bisnis spa yang bisa membuat Indonesia menonjol, Wulan pun akan serius mengerjakan mimpinya ini. Bahkan ia juga mau membuat spa yang bisa mencakup seluruh perawatan dari seluruh nusantara.
Artinya, dalam satu tempat, seseorang bisa merasakan spa khas Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan daerah lainnya. "Nanti kalau datang ke spa kami, tiap kali bisa ganti
treatment. Dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatera. Orang bisa mengenal dengan satu spa tanpa keliling Indonesia,
the authentic Indonesian spa experience," ujar Wulan.
(utw/utw)