Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang bayi di Suriah telah dilahirkan dengan pecahan peluru di keningnya, hal ini menggambarkan kekerasan dari perang sipil di negara tersebut, yang telah merenggut puluhan ribu nyawa.
Amira, ibu dari bayi yang diberi nama Amel, sedang hamil 9 bulan. Ia dan ketiga anaknya terluka karena serangan pada 18 September yang menghantam sebuah rumah di Aleppo.
Menurut Abu Louie, juru bicara Rumah Sakit Mashfa al Madani, ketika Amira dilarikan ke rumah sakit, ia terlihat sedih dan bingung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari laman CNN, ketiga anaknya mengalami luka ringan, namun Amira mengalami luka akibat pecahan peluru pada muka dan badannya.
"Dia sedang bersama ketiga anaknya pada saat itu, dan Amira mengalami pendarahan di sekujur tubuhnya, termasuk perutnya," kata Louie.
Melihat hal ini, para dokter tidak mau ambil risiko, karena Amira sedang hamil 9 bulan dan ditakutkan anaknya tidak selamat.
Akhirnya, para dokter memutuskan untuk melakukan persalinan secara cesar terhadap Amira.
Ketika bayi itu diangkat dari janin Amira, para dokter terkejut ketika melihat pecahan peluru yang menempel di kening bayi itu.
"Kita tidak tahu apakah bayinya yang menyelamatkan ibunya dari pecahan peluru ini, atau ibunya yang menyelamatkan bayi ini," tutur seorang dokter kepada CNN. "Namun kita tahu bahwa pemerintahan Bashar mencoba membunuh keduanya," tambahnya.
Lebih lanjut, pecahan peluru di kening bayi itu langsung diangkat agar tidak menimbulkan penyakit lain pada bayi itu.
"Saya berharap bayi itu memiliki masa depan yang cerah," ujar Mohammed Tabbaa, seorang dokter yang bekerja langsung ketika sedang melakukan operasi caesar terhadap Amira.
"Sebelum dia lahir saja, ia sudah ditargetkan."
(utw/utw)