Jakarta, CNN Indonesia -- Pada musim kemarau seperti ini, banyak ladang padi atau pertanian yang tidak berhasil panen. Hal itu membuat produksi beras menjadi berkurang dan mengharuskan negara kita melakukan impor beras.
Namun, seorang ahli kuliner, mengatakan bahwa terdapat alternatif yang dapat kita konsumsi.
"Ada namanya beras analog, itu terbuatnya dari singkong, umbi dan jagung," kata Bondan Winarno saat ditemui di sebuah acara di Jakarta, Rabu (30/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bondan menambahkan, bahwa beras atau nasi analog ini rasanya sama dengan beras biasa, namun bahannya berbeda.
 Bentuk bulir beras analog. ((www.ristek.go.id)) |
Melihat gambarnya beras analog, memang nyaris bisa mengecoh orang. Kecuali bulir-bulirnya yang agak lebih besar, tak ada yang membedakan beras analog dengan beras biasa.
"Kalau saya buat nasi goreng pakai beras analog ini, kalian pasti enggak akan tahu bedanya, pasti mikirnya beras padi biasa," ujar Bondan menambahkan.
Selain itu, beras analog ini juga lebih sehat dibandingkan beras padi pada umumnya.
"Ya jelas lebih sehat, karena kan terbuat dari singkong, umbi dan jagung. Kita tahu sendiri kalau sayur-sayuran memiliki serat yang sehat," ucap Bondan.
Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa beras analog ini belum diketahui masyarakat banyak. Masyarakat cenderung menggantungkan asupan karbohidratnya kepada beras padi.
"Pemerintah harus melakukan edukasi terkait masalah ini," tegasnya.
Ia menyayangkan bahwa beras ini hanya terkenal di kalangan elite saja, namun masyarakat menengah kebawah masih belum tahu menahu terkait masalah beras analog ini.
"Masyarakat kita perlu di edukasi lah terkait beras ini."
(utw/utw)