Jakarta, CNN Indonesia -- Ralph Lauren baru saja mengundurkan diri sebagai CEO dari kerajaan modenya. Sebagai penggantinya, dia mengumumkan bahwa Stefan Larsson, yang dulu bekerja buat Old Navy dan H&M menjadi penggantinya.
Dilihat dari namanya, Larsson sama sekali tak ada hubungannya dengan Ralph, baik saudara atau lainnya. Namun ini tak berarti kalau Ralph asal memilih orang untuk menjadi penerusnya. Di dalam dunia ritel mode, Stefan punya nama besar dan karier yang cemerlang.
Mengutip GQ, ada beberapa alasan yang membuat Stefan tak boleh dilirik sebelah mata. Larsson juga punya latar belakang sempurna yang diklaim bakal mendukung kariernya sebagai CEO kerajaan mode Ralph Lauren.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Dia punya karier yang bagus di H&MLarsson pernah bekerja untuk H&M. Dia membawa perusahaan ritel busana ini dari masa yang tak jelas menjadi ritel busana yang diburu orang. Larsson juga mengantarkan H&M ke era yang lebih maju dengan menambah 2300 toko dan pendapatan lebih dari US$17 miliar.
Di masa kepemimpinannya, dia berhasil menggandeng berbagai desainer kenamaan dunia untuk bekerjasama. Misalnya Comme Des Garcons, Versace dan Karl Lagerfeld.
2. Dalam waktu tiga tahun, dia membuat Old Navy menjadi perusahaan beraset terbesarSelama bertahun-tahun, GAP adalah penghasil terbesar di GAP Inc. Sementara Old Navy adalah adik perusahaan GAP yang punya harga jual lebih murah, sayangnya perusahaan ini nyaris bangkrut. Tapi sejak Larsson mengambil alihnya di tahun 2012, Old Navy mendadak melesat dan menghasilkan keuntungan besar.
Menurut NY Times, tahun 2014 lalu, Old Navy menghasilkan US$6 miliar. Selama tiga tahun berturut-turut, Old navy bahkan memiliki keuntungan yang menggiurkan.
3. Seperti Ralph, dia sangat perhatikan produkBanyak desainer lain mengunggulkan punya toko mewah dan kampanye yang seksi. Namun Ralph dan Larsson lebih perhatian pada produk mereka. "Semuanya diawali dan diakhiri dengan produk yang bagus," kata Larsson kepada Times.
4. Dia punya banyak koneksi dengan industriSewaktu di Old Navy, Larsson menyewa aksesori dan tas mewah dari desainer lain. Misalnya, Coach, Nike dan Rebook, sampai North Face. Bisa jadi dia bakal menarik nama besar lainnya untuk membantu pekerjaannya di Ralph Lauren.
5. Dia suka menciptakan desain baruMeskipun Ralph Lauren adalah merek legendaris di sejarah Amerika, namun Larsson tahu pentingnya membuat produk baru agar pelanggannya senang.
"Di industri fashion, Anda akan terus bersaing dengan produk generik, dan diskon yang lebih tinggi. Kalau tak ada barang baru, Anda akan kehilangan pelanggan," katanya.
"Sama seperti perusahaan iPhone, Apple. Jika mereka tak terus menciptakan produk baru, mereka akan mati. Dan itu akan terjadi di dunia fesyen."
6. Awalnya, Ralph tak mengidolakan LarssonKetika nama Larsson muncul, Ralph tak terkesan dengannya. Kepada WWD, Ralph mengatakan," Ya Tuhan, kenapa saya harus melihat seseorang dari industri itu?"
Namun nyatanya, Larsson berhasil membuktikan dia mampu dan berhasil menarik perhatian Ralph untuk jadi penerusnya.
(chs/utw)