Perangkat Elektronik di Kamar Bikin Anak Tidur Lebih Sedikit

Utami Widowati | CNN Indonesia
Minggu, 11 Okt 2015 01:37 WIB
Kehadiran alat elektronik di kamar anak bisa merebut waktu tidur pulas anak-anak satu jam tiap malamnya.
Ilustrasi anak tertidur. (LUNAMARINA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Anda melengkapi kamar anak-anak Anda dengan alat-alat elektronik, sebaiknya Anda pertimbangkan lagi.

Sebuah penelitian dari National Sleep Foundation, Amerika Serikat menemukan 72 persen dari anak-anak usia 6-17 tahun yang kamarnya dilengkapi alat-alat elektronik kehilangan waktu tidur sampai satu jam dibandingkan mereka yang kamarnya tidak dilengkapi dengan peranti serupa.

Mengutip Huffington Post, akibatnya anak-anak berusia 6-10 tahun hanya punya 8,9 jam tidur per malam. Padahal waktu tidur yang direkomendasikan adalah 10-11 jam untuk usia tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kurang tidur pada anak berdasarkan penelitian bisa berimbas pada masalah kelebihan berat badan, masalah di sekolah dan perubahan perilaku,” kata Ann Halbower, direktur rumah sakit penelitian masalah tidur pada anak.

“Kurang tidur pada anak-anak juga mempengaruhi bagian otak yang mengendalikan kemampuan kognitif,” kata Gary Montgomery director media di Children's Sleep Center, Children's Healthcare, Atlanta.

Akibatnya anak-anak yang kekurangan tidur ini seringkali kesulitan untuk tetap terjaga dan konsentrasi, terutama di dalam kelas.

Sementara penelitian  Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyimpulkan  bahwa anak-anak usia SMA yang kurang tidur kurang dari delapan jam cenderung lebih mudah kecanduan alkohol, merokok, mengalami kecelakaan dan berpikir tentang bunuh diri.

“TV kabel, tablet, ponsel, semua itu memancarkan cahaya biru yang bisa menekan melatonin. Melatonin adalah neurotransmitter yang mengatur siklus tidur dan terjaga kita,” kata Halbower.

Melatonin produksinya bisa dipicu dengan kegelapan. Manusia akan merasa mudah mengantuk saat gelap karena produksi melatonin ini, dengan demikian pula mereka akan bisa tidur lebih nyenyak.

Hormon ini juga membantu manusia untuk mengatur selera makan dan metabolismenya,

Saat anak-anak terjaga dalam kondisi masih mengantuk tak heran mereka akan langsung menginginkan makanan yang tinggi karbohidrat dan tinggi lemak. “Seolah-olah mereka lapar,” kata Halbower.

Jadi bagaimana orang tea bisa tabu apakah anak-anak mereka kekurangan tidur? “Biasanya anak-anak jade mudah marah, rewel, tidak focus dan sulit memusatkan perhatian,” kata Mary Carskadon, director Sleep and Chronobiology di E.P. Bradley Hospital

Masalahnya kemudian gejala kurang tidur itu sangat mirip dengan kelainan kurangnya perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD.  Tapi lihat apakah anak  juga mengalami masalah pola makan dan berat badan. Inilah gejala tambahan anak yang kurang tidur.

Untuk mengatasinya Halbower merekomendasikan untuk menyisihkan waktu 30-60 menit untuk bersiap sebelum tidur. Mandi air hangat, dan aktivitas fisik harus selesai sebelum jam persiapan tidur ini.

Siapkan suasana kamar yang sejuk, gelap dan nyaman agar anak lebih cepat terlelap. Pastikan pula anak punya waktu yang rutin tiap harinya untuk berangkat tidur.

Nah, jadi meski ini adalah malam akhir pekan bukan alasan bagi anak-anak untuk tidur larut. Jika tidak mungkin memasuki Senin pola tidur mereka bisa berantakan lagi.

(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER