Anak Depresi? Mungkin Anda Penyebabnya

Windratie | CNN Indonesia
Sabtu, 10 Okt 2015 10:08 WIB
Tanpa Anda sadari, orang tua bisa menjadi penyebab depresi pada anak. Apa yang harus dilakukan untuk memulihkan jiwa anak yang terlanjur sakit?
Ilustrasi anak depresi. (Thinkstock/BrianAJackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kesehatan jiwa anak dan remaja adalah isu yang harus menjadi perhatian banyak kalangan. Anak dan remaja adalah orang-orang muda yang masih terus berproses mencari jati diri.

Dalam proses tersebut, banyak di antara mereka yang mengalami stres dan depresi karena banyaknya tekanan yang dihadapi anak dan remaja dewasa ini.

Misalnya saja, tekanan dari orang tua dan guru untuk mendapatkan nilai bagus. Beberapa orang tua bahkan ada yang membatasi semua bentuk hiburan, dan memaksa anak-anak mereka belajar dengan keras. Ditambah lagi dengan tekanan dalam pergaulan, seperti bullying. Bullying adalah masalah serius yang meninggalkan trauma bagi target perilaku intimidasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Danardi Sosrosumihardjo, dokter spesialis kejiwaan, depresi pada anak dan remaja dapat terjadi ketika daya tahan kejiwaan mereka tidak kuat menghadapi tekanan.

“Ada orang tua yang meminta anaknya untuk menjadi juara, jika ketahanannya kurang maka bisa membuatnya depresi,” kata Danardi saat berbincang dengan CNN Indonesia pekan ini.

Danardi menjelaskan, depresi adalah kumpulan gejala-gejala ketika seseorang merasa tidak bisa menjalani hidup. “Orang yang depresi akan menghabiskan energinya, sedih berkepanjangan, merasa tidak mampu melihat kesenangan seperti yang sebelumnya. Energinya akan habis untuk melawan dirinya sendiri.”

Siklus remaja adalah periode di masa akhir pertumbuhan fisik dan perkembangan kepribadiannya. “Pada masa remaja, profil dan kepribadian anak mulai terbentuk, tapi belum kokoh,” kata Danardi. “Sesuatu yang masih bergerak daya tahannya belum kokoh.”

Ada dua faktor yang menyebabkan depresi, yakni eksternal (dari lingkungan) dan internal (dari dalam dirinya sendiri. “Ketika terkena kejadian tidak menyenangkan, sementara daya tahannya tidak terlalu kuat, meskipun beban tersebut sebetulnya tidak terlalu berat, maka bisa menyebabkan depresi.”

Ciri-ciri Depresi Anak yang Patut Diwaspadai

Lebih lanjut Danardi menjelaskan, faktor eksternal depresi yakni ketika ada kejadian tertentu yang memang berat, misalnya kehilangan orang yang dicintai, pindah sekolah, menemukan pelajaran yang sulit sehingga menjadi beban untuknya.

“Karena hidup yang terus bergerak, ada sebab kejadian besar yang dia rasakan sangat tidak menyenangkan.”

Ketika mengalami depresi, anak atau remaja akan menunjukkan beberapa gejala. “Perasaan tertekan yang berkepanjangan, setidaknya berlangsung satu bulan. Beberapa gejala di antaranya dia tidak menikmati hobinya, susah tidur, malas bertemu orang lain, malas berkomunikasi dengan orang tua atau dengan teman-teman, menyakit orang lain. Itu adalah gejala-gejala penyerta depresi.”

Anak yang dihadapkan masalah bullying di sekolah tidak akan merasa depresi ketika dia memiliki daya tahan yang kuat dalam mengahadapi masalah di lingkungannya tersebut. Dan faktor yang berperan dalam membentengi kekuatan jiwa seorang anak di antaranya adalah orang tua.

Danardi mengatakan, orang tua sangat berperan dalam perkembangan kepribadian anak. Orang tua yang meletakkan dasar-dasar yang kokoh dalam perkembangan daya tahan anak. “Ketika orang tua tidak suportif kepada anak, mengabaikannya, maka anak akan mencari identifikasi lain. Anak akan meniru orang di dekatnya.”

Selain dipengaruhi oleh faktor genetik (kromosom), depresi juga dipengaruhi oleh faktor pola asuh.  “Ibarat bibit yang tumbuh, di mana tanahnya, bagaimana dia disiram, subur atau tidak subur tanah tersebut, perkembangan kepribadian anak sangat tergantung oleh pola asuh orang tua.”

Selain itu, ketika anak mengalami depresi, orang tua juga harus dilibatkan proses pemulihannya. “Kalau ada anak tinggal serumah dengan orang tua, dan terjadi kenalan pada anak tersebut, maka orang tua harus dilibatkan.” Caranya adalah dengan memberikan dukungan. “Mengajak berkomunikasi, dan memberikan tempat sharing untuk mereka.”

Danardi mengatakan bahwa orang tua harus menyesuaikan cara mereka mendidik anak. Dinamis, harus mengikuti usia perkembangan anak.

Pengobatan anak yang mengalami depresi, menurut Danardi, dibagi menjadi tiga besar. “Ketika dia dibawa ke psikiater, anak akan diobati dengan obat-obatan, diberikan arahan kepada anak tersebut secara individu, serta perbaikan lingkungan orang-orang di sekitarnya.”

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER