Andy F. Noya Peduli Penyakit Mata Karena Pernah Juling

Dina Agustina | CNN Indonesia
Minggu, 11 Okt 2015 16:44 WIB
Mereka yang menderita gangguan mata seperti katarak harus dibantu agar bisa melihat dunia lagi dan menatap masa depan.
Andy F. Noya (CNNIndonesia Antara Photo/Darwin Fatir/Koz/Spt/15)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemandu acara bincang-bincang di sebuah stasiun televisi swasta, Andy Flores Noya, dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama. Agaknya karena itulah ia dimandat menjadi Ketua Komite Mata Nasional (Komatnas), pada 6 Oktober lalu.

Andy ditunjuk langsung oleh Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek untuk menjadi lokomotif penggerak organisasi yang merupakan pengganti program Kementerian Kesehatan Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (PGPK) itu.

Terpilihnya Andy sebagai Ketua Komatnas dimulai ketika Menteri Nila menelepon dan memandat tugas penting. Ia dipercaya sebagai salah satu orang yang bisa menerobos kebuntuan dengan melakukan komunikasi antarlembaga dalam menanggulangi penyakit mata di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ada dokter, mau bakti sosial ke daerah punya hambatan dengan pemerintah daerah atau pemda. Padahal pemda penting untuk mendatangkan pasien. Berharap dengan figur saya, pemda-nya bisa bergerak," kata Andy saat ditemui usai konferensi pers Bakti Katarak JEC, di Kedoya, Jakarta, kemarin (10/10).

Pengalamannya sebagai jurnalis memang membuat Andy berdiri independen tanpa banyak pesan sponsor yang mengikuti. Koneksinya dengan beberapa petinggi di daerah pun cukup baik sehingga dinilai memudahkan.

"Saya tidak punya barrier antarlembaga atau kementerian. Mereka melihat saya sebagai figur yang tidak ada capnya. Dengan itu diharapkan semakin banyak yang bergabung dalam program kami (Komatnas)," ujarnya.

Tugasnya sebagai Ketua Komatnas adalah menjadi koordinator dari semua lembaga, perusahaan, maupun Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) guna meredam tingkat kebutaan di Indonesia.

Ia juga harus melakukan sosialisasi bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengobatan demi menekan angka kebutaan yang semakin tinggi di Indonesia.

Andy mengatakan saat ini angka kebutaan di Indonesia ke-dua tertinggi setelah Ethiopia. Penyebab kebutaan terbanyak adalah katarak.

Sebelum ini, Andy sudah rutin melakukan aksi sosial untuk membantu para penderita katarak di Tanah Air. Bahkan sejak tiga tahun lalu, ia sudah menaruh perhatian besar terhadap penyebab kebutaan yang satu ini.

Kepedulian Andy terhadap kondisi mata masyarakat ternyata berawal dari masa lalu yang tidak menyenangkan dengan kondisi matanya sendiri.

"Saya pernah juling, dulu. Tapi waktu itu, saya dibantu tetangga untuk pengobatan, dan akhirnya bisa normal kembali. Saya menganggap ini sebuah keajaiban: saya bisa normal kembali," ujar Andy.

Dulu, Andy bercerita, ia berasal dari keluarga tidak mampu, sehingga untuk mengobati matanya saja ia harus dibantu tetangga yang baik hati.

Kini, di saat dirinya sudah meraih kesuksesan, ia ingin orang-orang yang memiliki nasib serupa dengannya bisa kembali menatap indahnya dunia.

Tiga tahun belakangan ini, ia aktif mengikuti kegiatan sosial yang berfokus pada katarak. Walaupun dulu ia tidak sampai katarak, tapi setidaknya ia tahu rasanya punya gangguan penglihatan dan itu sangat tidak nyaman.

Dari pengalamannya membantu penderita katarak di daerah, Andy menemukan berbagai pembelajaran berharga. Meski dikesampingkan karena kebutaan bukan penyakit yang membawa kematian sehingga penanganannya tidak begitu diperhatikan pemerintah, tapi ia sadar mereka yang memiliki masalah kebutaan tetap harus dibantu.

"Di Ternate, ada bapak berusia 40 tahun. Dari anaknya lahir sampai usia empat tahun, dia tidak pernah melihat karena buta. Selesai operasi, dia lihat anaknya, dia peluk dan dia nangis," kata Andy.

Di Ambon, ia juga bertemu dengan seorang guru yang mengalami kebutaan akibat katarak. Lama tak bisa melihat, lalu setelah operasi, guru itu pun langsung kegirangan bisa melihat lagi. Kata Andy, semua tulisan langsung dibaca begitu penglihatannya kembali normal.

"Ini yang tidak bisa dibayar apa pun juga, sehingga panggilan untuk ikut operasi katarak semakin tinggi."

Oleh sebab itu, Andy pun bersedia didaulat menjadi Ketua Komatnas. Ia ingin membantu orang-orang tidak mampu agar tak kehilangan penglihatan gara-gara katarak, sehingga bisa melihat dunia lagi dan menatap masa depan.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER