15 Oktober, Harinya Mereka yang Tak Pernah Lahir

Rika Halida | CNN Indonesia
Kamis, 15 Okt 2015 12:19 WIB
Kehilangan anak bukanlah hal yang mudah dilupakan para orangtua.
Ilustrasi bayi
Jakarta, CNN Indonesia -- Kehilangan anak, sesingkat apapun usianya, bukanlah sesuatu yang mudah, terutama bagi orang tua. Sayangnya, hal ini masih dianggap tidak terlalu siginifikan di masyarakat. Mereka kemudian berasumsi bahwa kesedihan yang dirasakan orangtua tidaklah seberapa dan akan segera berlalu. Akibatnya, banyak orangtua yang kemudian menanggung dukacitanya dalam diam karena kurangnya pemahaman dari masyarakat tersebut. 

Berangkat dari kepedulian terhadap para orangtua itulah maka tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Pregnancy and Infant Loss Awareness Day. Kampanye mengusung kesadaran ini dimulai oleh para aktivis di Amerika sejak tahun 1983.  

Pada 1988, Ronald Reagan yang menjadi Presiden Amerika kala itu, menetapkan bulan Oktober sebagai hari istimewa untuk mengingat mereka yang tak pernah lahir. Dalam pidatonya Reagan berkata, “Ketika seorang anak kehilangan orangtuanya, ia disebut yatim piatu. Ketika seorang suami atau istri kehilangan pasangannya, ia disebut janda atau duda. Ketika orangtua kehilangan anaknya, tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kedukaannya.” 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui usaha panjang yang diprakarsai oleh Robyn Bear, seorang ibu yang pernah mengalami keguguran sebanyak tujuh kali, akhirnya tanggal 15 Oktober resmi ditetapkan sebagai Hari Mengenang Keguguran dan Kehilangan Anak di Amerika Serikat. Gerakan ini akhirnya meluas secara internasional hingga ke Kanada, Italia, dan Australia.  

Di Indonesia sendiri gaung dari gerakan ini belum terdengar, padahal angka terjadinya keguguran dan kematian anak usia dini cukup tinggi. Tidak jarang orangtua yang kehilangan anak dituntut terlalu cepat untuk segera bangkit dari kesedihannya.  Kata-kata penghiburan yang niatnya baik, terkadang justru menambah kesedihan mereka. Mengenang dan menceritakan tentang anaknya yang meninggal pun masih dianggap hal tabu. Tak ayal orangtua yang berduka memendam kesedihannya diam-diam.

Maka dari itu tujuan gerakan ini selain memberikan dukungan pada para orangtua dalam melewati dukacitanya, juga memberikan kesadaran dan pemahaman pada keluarga dan masyarakat mengenai tindakan yang tepat untuk mendukung orangtua yang berduka melewati masa-masa sulitnya.
Bagi orangtua, anak yang meninggal akan hidup selamanya dalam hati dan ingatan mereka.

Apabila Anda adalah salah satu dari orangtua tersebut, tanggal 15 Oktober adalah momentum yang tepat untuk merayakan keberadaan buah hati Anda—sesingkat apapun keberadaannya di dunia—bersama dengan orangtua lain di berbagai penjuru dunia.
 Dimanapun Anda berada, silakan berpartisipasi dalam International Wave of Light. Luangkan waktu khusus untuk mengenang buah hati Anda dengan menyalakan lilin selama satu jam dimulai pada pukul 7 malam waktu setempat.       (les/les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER