Jakarta, CNN Indonesia -- Ragunan punya aturan antibising yang bisa membuat pengunjung lebih santai. Selain itu, ada juga edukasi cinta satwa yang bisa ditanamkan sejak dini pada anak.
Beraneka ragam destinasi wisata bisa dikunjungi untuk menghilangkan kepenatan di akhir pekan. Jika bosan ke mal, tidak ada salahnya mengunjungi salah satu destinasi wisata andalan Jakarta, yakni Kebun Binatang Ragunan yang terletak di Jakarta Selatan.
Sebenarnya konsep dari ragunan yaitu rekreasi yang bersifat konservatif edukasi, bukan tempat hiburan pada umumnya. Oleh karena itu, tidak adanya suara musik dan kebisingan di Ragunan. Alasannya, kenyamanan satwa-satwa di Ragunan menjadi prioritas utama dari konsep suaka margasatwa tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi keluarga, Ragunan bisa jadi alternatif akhir pekan menarik. Pasalnya, di kebun binatang ini, orang tua bisa menanamkan edukasi tentang kecintaan pada hewan. Hal itu bisa membuat anak tumbuh jadi pribadi yang welas asih saat dewasa.
Apalagi di Ragunan, hewan-hewan tidak hanya bisa dilihat saja, ada juga satwa yang bisa dipegang dan ditunggangi, seperti gajah, unta dan kuda.
Alasan itulah yang membuat masyarakat berduyun-duyun datang ke Ragunan di akhir pekan.
“Tempat yang luas dan memiliki banyak jenis hewan adalah alasan saya sering datang ke Kebun Binatang Ragunan ini. Biaya masuknya pun terjangkau,” kata Ria (33), salah satu pengunjung Kebun Binatang Ragunan kepada CNN Indonesia, Kamis (15/10).
Harga yang terjangkau dan jarak yang mudah ditempuh juga menjadi alasan Mega (28) sering mengunjungi Kebun Binatang Ragunan, bersama anak-anaknya. Apalagi, Ragunan mengumumkan mereka punya koleksi binatang baru.
“Kata pengelola ragunan nya juga ada satwa baru, yaitu jerapah. Makanya saya ajak anak saya kesini,” kata Mega.
 ilustrasi memberi makan di kebun binatang (HebiFot/Pixabay) |
Disamping itu, Mega menambahkan, Ragunan jadi alternatif yang lebih seru untuk menghabiskan akhir pekan ketimbang hanya berjalan-jalan di mal.
"Lebih murah dan lebih seru," tambah Mega.
Dia menyebutkan, tiket masuk ke Ragunan hanya Rp 4500,00 ditambah parkir sebesar Rp 6500,00.
"Totalnya, hanya Rp11 ribu sudah bisa jalan-jalan sekaligus piknik dengan keluarga," ucap Mega.
Lebih Lanjut, Margareth (32) mengatakan di Ragunan, anak-anaknya bisa lebih aktif berekspresi karena punya ruang gerak yang lebih luas.
"Mereka bisa berlari dan lompat-lompat. Kalau di rumah atau di tempat lain kan nggak bisa," ujar ibu tiga putra tersebut.
Wanita yang akrab disapa Marji itu mengatakan menunggang gajah dan kuda adalah kegiatan favorit ketiga putranya.
"Bisa seharian naik gajah," ucapnya, tersenyum.
Sebenarnya, ada tujuan lain dari atraksi menunggang hewan tersebut, selain mendekatkan masyarakat, terutama anak-anak, dengan para satwa, yakni memusatkan energi hewan menjadi kegiatan positif.
“Apabila hewan-hewan tersebut tidak pernah dilatih dan kekuatan yang ada dalam tubuhnya tidak di pergunakan dengan seharusnya, hewan akan berubah menjadi agresif,” kata Wahyudi Bambang, Humas Kebun Binatang Ragunan kepada CNN Indonesia.
Tidak hanya atraksi menunggang hewan, para pengunjung, terutama anak-anak juga bisa berinteraksi lebih dekat dengan hewan di Pusat Bermain Satwa Anak. Hal tersebut dilakukan Ragunan guna memenuhi kebutuhan masyarakat modern akan destinasi liburan yang lebih edukatif.
"Sebelumnya kita punya Pusat Primata, kini ada Pusat Bermain Satwa Anak," ujar Bambang, yang mengharapkan penambahan wahana baru itu bisa berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kunjungan.
“Mudah-mudahan tahun ini data pengunjung meningkat, karena pada tahun 2014 sudah ada sekitar 4,3 juta pengunjung,” kata dia.
Upaya lain yang dilakukan pengelola Ragunan guna meningkatkan angka kunjungan adalah dengan menambah jenis hewan baru. Namun hal tersebut punya banyak kendala, diantaranya iklim yang kurang mendukung.
"Satwa yang belum ada itu yang dari Eropa, kendalanya sulit untuk disiasati, terlebih penguin yang benar-benar harus berada dalam cuaca yang sangat dingin," ucap Bambang.
Adapun, populasi satwa di Ragunan, dipertahankan dengan cara pengembangbiakan sendiri. Ragunan merupakan kebun binatang di Indonesia yang sukses mengembangbiakkan anoa.
“Tujuan dari pengembangbiakan ini yaitu untuk menambah populasi, apabila populasinya melebihi dari yang seharusnya, kami akan melakukan pertukaran hewan dengan kebun binatang lain dengan koleksi yang berbeda” jelas dia.
Tapi, satu hal yang haram dilakukan pengunjung pada hewan-hewan di Ragunan, yakni memberi makanan. Hal itu ditekankan karena banyak pengunjung yang sembarangan memberikan makanan kepada hewan.
Menurut Bambang, hal itu bisa merubah citarasa pada lidah hewan, yang membuat mereka menolak makanan dari pengelola. Imbasnya, hewan bisa sakit, bahkan mati.
(les/les)