Jakarta, CNN Indonesia -- Taman bisa jadi alternatif liburan murah namun tetap menyenangkan. Apalagi, Jakarta ternyata punya banyak taman yang bisa dikunjungi
Akhir pekan ke taman? Kenapa tidak. Ada banyak hal yang bisa dilakukan di taman. Terlebih lagi, taman di Jakarta saat ini berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu. Perkembangan taman di Jakarta sudah semakin pesat. Terbukti banyak lokasi yang sebelumnya bukan taman kini menjadi taman, seperti pasar ikan Barito Jakarta Selatan yang kini menjadi Taman Ayodya sejak 2009 lalu.
"Di Jakarta saat ini sudah terdapat 1500 taman yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta," kata Ratnadiah Kurniati, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada CNN Indonesia, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan taman yang dimaksudkan Ratna adalah taman-taman yang termasuk taman di perumahan dan juga taman-taman di area pemakaman.
Ribuan taman tersebut mungkin tak banyak yang menduga berdiri dari bekas lahan-lahan tak terpakai seperti tempat pembuangan sampah, hingga pasar yang berdiri di lahan tak semestinya.
Taman dapat berfungsi sebagai banyak hal. Ratna menjelaskan, taman dibangun degan fungsi edukasi, rekreasi, hingga sebagai pusat aktivitas masyarakat di sekitarnya. Namun, semuanya kembali berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Fasilitas yang dimiliki oleh taman-taman tersebut bukan hanya sekedar tanaman yang ditata indah atau kolam air semata. Kini, terdapat fasilitas kesehatan seperti jogging track, ataupun jalan dengan alat fitness yang dilakukan secara outdoor seperti pada Taman Tebet.
Bila yang menginginkan bermain olahraga seperti basket ataupun bulu tangkis, Taman Menteng menyediakannya kepada masyarakat.
Jika menginginkan lahan untuk pertunjukan seni di taman, Taman Suropati di Menteng dapat dipergunakan dengan izin di kelurahan setempat terlebih dahulu. Dan yang terpenting, semua bebas biaya.
Bahkan kini, taman-taman tersebut dibangun dengan danau agar dapat menampung air hujan sekaligus tempat rekreasi bagi warga sekitar. Beberapa taman tersebut adalah Taman Ayodya dan Taman Tabebuya di Jakarta Selatan, dan juga Taman Situ Lembang di Jakarta Pusat.
"Jakarta masih butuh banyak taman, bila sesuai dengan undang-undang yang menuntut 30 persen dari luasan wilayah, saat ini Jakarta baru ada 10 persen, target kami adalah hingga 13 persen hingga 2030," kata Ratna.
Pembangunan terus dikerjakan oleh Pemprov DKI dalam melengkapi kebutuhan taman dan ruang terbuka hijau di Jakarta. Ke depannya, taman bukan hanya sebagai aksesori guna memperindah kota, tetapi sebagai ruang interaksi dan aktivitas warga, edukasi, dan juga ruang publik terpadu ramah anak.
Nah, bila ingin menikmati taman di akhir pekan ini untuk bersantai, CNN Indonesia memilih beberapa taman yang dapat dikunjungi bersama orang terdekat dan terkasih. Apa saja:
Taman ini terletak di kawasan Barito, dekat Blok M, Jakarta Selatan. Taman ini dulunya adalah pasar ikan dan tanaman hias Barito yang berdiri menutupi sebuah danau kecil di tengah-tengahnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian membereskan pasar tersebut dan memindahkannya di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Sebagai gantinya, berdiri taman seluas 7497 meter persegi dengan danau seluas 1500 meter persegi. Taman itu pun sudah mulai dipergunakan publik sejak 2009 silam.
Taman ini memilki gazebo untuk bersantai, mini amphitheatre, bangku taman, jogging track, dan juga WiFi gratis. Di sekitar taman ini banyak jajanan dan kegiatan publik yang biasanya berlangsung di kala sore hingga malam.
Taman yang dulunya adalah lapangan terbuka ini cukup berbeda di bandingkan dengan taman lainnya. Dengan luasan hampir mencapai 3 hektar, Taman Menteng memiliki desain geometris modern dan organik dan menjadi lahan untuk 30 spesies tanaman hias.
Taman Menteng memiliki fasilitas berupa arena bermain untuk anak, lapangan futsal, lapangan basket, balai pertemuan, jogging track, rumah kaca, dan juga 44 buah sumur resapan. Taman ini terletak di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng.
Lokasinya tidak jauh dari Taman Menteng dan persis di seberang Gedung Bappenas, di jantung pemukiman bersejarah Menteng. Taman seluas 13.584 meter persegi ini sangatlah rindang dan sejuk di bawah terik matahari Jakarta.
Taman ini bukan hanya menyimpan rindangnya pepohonan, tetapi juga beberapa koleksi patung dari berbagai negara seperti Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura. Satu hal yang menjadikan taman ini istimewa adalah banyak burung-burung yang hidup dan berkeliaran di taman.
Pohon-pohon yang tertanam di taman ini beberapa adalah pohon tua peninggalan Belanda seperti mahoni, yang membuat Taman Suropati rindang dan sejuk. Plaza yang berada di Taman Suropati biasanya digunakan untuk tempat pertunjukan oleh para seniman. Taman ini dahulunya adalah kawasan kumuh padat penduduk di samping waduk pluit yang memiliki luasan hingga 80 hektar. Pada 2013 lalu, Gubernur DKI Jakarta kala itu, Jokowi bersama Ahok menggandeng pihak swasta untuk membersihkan kawasan ini.
Kini, wilayah barat Waduk Pluit seluas enam hektar telah berubah menjadi taman cantik untuk kegiatan masyarakat Jakarta. Di taman ini, tiga hektar difungsikan sebagai pengolah air limbah dan satu hektar digunakan sebagai pengolahan air asin menjadi tawar, atau reverse osmosis.
Taman ini pun memiliki fasilitas apik seperti bangku dengan gaya Eropa, pepohonan seperti anggur laut, kalpataru, trembesi, dan pohon jati. Fasilitas lainnya adalah jogging track, amphitheatre, dan dermaga. Warga biasanya berdatangan di sore dan malam hari guna menghindari teriknya matahari dan bau Waduk Pluit yang kadang masih tercium.
Taman ini terletak di Pendongkelan, Pulogadung, Jakarta Timur. Dahulu, lahan taman ini masih berupa rawa-rawa yang kemudian disulap oleh Ali Sadikin menjadi waduk guna menampung air ketika banjir. Dinamakan Ria Rio karena Ria berasal dari kata riak air waduk, dan Rio dari pemimpin pengembang Pulomas, Rio Tambunan.
Dahulu, waduk ini berisi air yang bersih dan kerap digunakan warga sebagai tempat berenang. Namun semakin padatnya penduduk Jakarta menambah polusi ke danau ini ditambah waduk yang tak terurus, waduk ini menjadi tempat tumbuhnya eceng gondok.
Pada era Gubernur Joko Widodo, kawasan ini kemudian ditertibkan kembali dan sudah menjelma menjadi taman kota yang kembali dapat dinikmati dengan berbagai fasilitasnya, seperti WiFi gratis, bangku taman, jogging track, dan sejuknya pepohonan tanpa bau busuk waduk yang kini sudah hilang.
Di taman ini pula ditanam pohon Baobab yang berasal dari Afrika dan dapat hidup hingga ratusan tahun. Pohon ini dapat tumbuh setinggi 30 meter dengan diameter batang hingga tujuh meter.