Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa tahun terakhir, warga Asia mulai kehilangan minat mengonsumsi nasi, dan lebih memilih gandum sebagai makanan pokok. Meningkatnya konsumsi gandum sebagian besar terjadi di kota-kota besar, di mana kelas-kelas menengah mulai menggandrungi makanan yang mudah dipesan, seperti pizza dan roti.
Penduduk Indonesia yang sangat gemar makan mi juga telah meningkatkan permintaan gandum. Hal ini mengejutkan, karena Indonesia terkenal sebagai pengonsumsi nasi terbesar, yang memopulerkan istilah 'belum makan jika tidak tanpa nasi'.
Faktanya, saat ini Indonesia jadi pengimpor gandum terbesar kedua di dunia, dengan jumlah delapan juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
India menduduki peringkat pertama pengimpor gandum dunia, padahal negara Hindustan tersebut termasuk produsen gandum skala global. Hanya saja, konsumsi gandum yang diproyeksikan melampaui jumlah produksi sebesar lima juta ton per tahun, memicu peningkatan impor.
Negara Asia lainnya yang menjadi pengimpor gandum adalah Korea Selatan. Roti dan kue kini telah menjadi makanan pokok baru Negeri Kimchi tersebut. Imbasnya, permintaan gandum naik hampir dua kali lipat sejak 2008. Bahkan konsumsi gandum di Korea Selatan kini sudah mengalahkan beras. Tercatat,
konsumsi beras Korea Selatan mencapai rekor rendah yakni 65,1 kilogram per orang tahun lalu. Sementara, berdasarkan data resmi industri, konsumsi terigu menjadi yang tertinggi sejak 2006, yakni 33,6 kilogram.
Menurut produsen roti Korea Selatan, SPC Group, Korea Selatan menghabiskan sekitar US$ 5,37 miliar atau sekitar Rp 72 triliun untuk membeli roti, roti isi, bagel, dan kue-kue. SPC Group bahkan telah membuka dua toko di ibukota Perancis, Paris, sebagai bagian dari ekspansi globalnya.
Hal tersebut ironis, karena sebagian besar negara-negara di Asia berswasembada beras. Namun, permintaan roti dan mi di berbagai kota besar Asia, dari Mumbai sampai Manila, membuat negara-negara di Asia menjadi pengimpor gandum terbesar. Dalam kurun lima tahun terakhir, negara di Asia telah mengimpor gandum lebih dari 40 juta ton per tahun, atau sekitar 25 persen dari impor dunia.
(win/les)