ARTIKEL SPONSOR

Paula Verhoeven: Lebih Baik dari Sebelumnya

Advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 21 Okt 2015 00:00 WIB
Menjadi model awalnya bukan tujuan utama dari Paula
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi model awalnya bukan tujuan utama dari Paula Verhoeven masuk ke sekolah model, “Sekolah model sebagai fasilitas untuk Aku lebih percaya diri dan badan tidak bungkuk,” cerita wanita bertinggi badan 183 cm asal Semarang ini. 

Seiring berjalannya waktu, Paula yang dulu merasa tidak percaya diri karena tinggi badannya lebih mencolok dari teman-teman seusianya menyadari bahwa di dunia model, tinggi badannya ini justru merupakan suatu kelebihan.

“Aku mulai iseng-iseng ikut lomba. Tahun 2001 aku ikut ajang pemilihan sampul majalah. Hanya jadi finalis tapi ada pengalaman yang aku dapat,” ujarnya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi Paula, parameter kesuksesan itu bukan datang dari kemenangan pada sebuah ajang kompetisi melainkan memanfaatkan kesempatan yang ada. Selain pemilihan sampul majalah, Paula pernah ikut fashion show karya Alm. Ramli. 

Darinya Aku belajar mengenakan kain kebaya dan menata sanggul sendiri,” kata Paula yang menjadi Juara 1 ELITE Model Look di Indonesia di tahun 2003 hingga dikirim ke ajang internasionalnya di Singapura, namun tidak menjadi pemenang.

Banyak mendapat kesempatan untuk tampil dari satu panggung peragaan busana ke panggung lain di daerah asalnya, ternyata membuat Paula sedikit terlena. Ketika itu, meski ingin menjadi model Paula yang memang hobi makan pun kurang menjaga pola makannya. Hasilnya ia harus menerima bobot tubuh yang berlebih untuk ukuran model.

Hijrah ke Jakarta dengan bobot tubuh yang besar, Paula ternyata kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.

“Bukan menjadi lebih baik, Aku justru malah menyalahkan keadaan. Mungkin memang faktor usia juga yang belum siap saat itu,” cerita Paula yang setelah banyak mendapatkan penolakan pekerjaan karena bobotnya berlebih, memutuskan untuk bergabung di pusat kebugaran untuk mendapatkan bobot tubuh idealnya.

Pilihannya untuk menjalankan gaya hidup sehat hingga mendapatkan bobot tubuh yang ideal, ternyata masih kurang mendapat sambutan yang baik.

“Saat itu pernah klien bilang kalo saat show baju Paula kekecilan atau apa boleh ya langsung diganti,” kenang Paula. Bukan menjadi minder, Paula justru terpacu untuk membuktikan bahwa berat badannya tidak akan naik lagi.

Berbagai penolakan yang di dapat Paula justru membuatnya tidak gentar. Bagi Paula, penolakan yang didapatnya justru menjadi pelajaran, “Karena yang terbaik bukan soal menjadi pemenang dari ajang apa, tapi lebih kepada pengalaman yang didapat dan bagaimana kita bisa menjadi yang lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.

Itulah sebabnya, Ia tertarik untuk bergabung menjadi mentor di ajang Cantik Indonesia bersama Safe Care. Di sini Paula ingin berbagi ilmu dan proses pembelajaran yang sudah ia lewati, “Mungkin kita dulu harus butuh waktu lama untuk dapat banyak ilmu, tapi mereka di sini dalam satu tempat sudah banyak dapat ilmu yang berguna saat mereka terjun ke dunia model,” kata Paula.

Usaha Paula yang sedemikian keras kini berbuah manis. Bukan saja dikenal di Indonesia, Paula kini juga dikenal di panggung runway Singapura. Paula sudah pernah memeragakan karya desainer Biyan, Sebastian Gunawan, Anne Avantie, Adjie Notonegoro, Tex Saverio dan Ashley Isham (Singapura).

“Karena aku orangnya tidak suka bertualang, Aku memilih Singapura untuk mulai mengembangkan karirku,” kata Paula yang kini menjadikan Singapura sebagai rumah keduanya.

Tidak hanya sampai di Singapura, kini Paula juga tengah memulai karir internasionalnya di Milan. Perjalanan untuk menjadi model di Milan pun tidak mudah. Paula harus datang dari satu tempat casting ke tempat casting lainnya, “Aku harus casting untuk sekadar photoshoot saja bersama ratusan orang lainnya.”

Debut perdana Paula di Milan adalah ketika ia audisi untuk busana showroom Emilio Pucci. "Saat selesai, ketika aku sedang pakai sepatu, tiba-tiba panitianya nyamperin aku dan bilang kalau aku salah satu dari enam orang yang terpilih,” kenang Paula yang bekeinginan besar untuk menjadi model Victoria’s Secret.

Ditanya soal alasanya memilih Milan sebagai langkahnya untuk memulai karir internasionalnya, “Aku pilih Milan karena di sana memang pusat mode dunia,” akunya.

Kiprahnya sebagai model di Indonesia pun memberikan peluang Paula untuk mengepakkan sayapnya di dunia seni peran. Paula mengaku peran perdananya di film Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh dari novel karya Dee Lestari memberikan banyak pengalaman baru baginya. Meski ia mengaku sempat kesulitan untuk memainkan peran tersebut.

“Untungnya para pemain dan crew-nya sangat membantu aku saat proses reading dengan dialog Aku yang begitu panjang. Terbantu banget dengan proses itu karena jadi tahu maksud dari dialog yang Aku perankan,” tutupnya. (adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER