Mewaspadai Bahaya Lumpuh Akibat Payudara Besar

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 23 Okt 2015 06:41 WIB
Mereka yang berpayudara besar kerap mengeluh nyeri dan pegal punggung. Selain itu, posisi sikap tubuh mereka pun cenderung membungkuk.
Ilustrasi payudara.
Jakarta, CNN Indonesia -- Payudara besar lekat dengan kata seksi. Tapi, di sisi lain, mereka yang memiliki ‘aset’ lebih ini juga punya keluhan. Umumnya, rasa nyeri dan pegal di bagian punggung adalah yang paling sering dikeluhkan. 

Rasa nyeri itu juga sering dirasakan mereka yang melakukan operasi pembesaran payudara.  

"Sebenarnya ukuran payudara yang besar tidak langsung berpengaruh kepada saraf, terutama saraf di bagian punggung," kata Miftahul Firdos, ahli saraf RS Tebet ketika berbincang dengan CNN Indonesia, Kamis (22/10). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang diketahui, bagian belakang tubuh manusia berisikan tulang belakang yang merupakan 'rumah' bagi saraf-saraf penting dalam kerja motorik anggota tubuh lainnya. Bila seorang wanita merasakan nyeri di bagian punggung setelah terjadi perubahan ukuran payudaranya, Miftah menilai sakit pada punggung itu karena bertambahnya beban punggung untuk menopang anggota tubuh. Kejadian ini dianggap sama seperti pada orang dengan obesitas. 

"Perubahan beban menyebabkan otot pada punggung menegang karena harus menahan bobot payudara yang besar," kata Miftah.  

Dalam ukuran payudara yang normal, atau standar, titik berat berada di antara tengah-tengah payudara. Namun bila terjadi perubahan bobot dan ukuran, maka titik berat fisik dari payudara pun akan berubah, hingga menyebabkan otot punggung tertarik menahan gaya gravitasi dari payudara yang juga semakin besar. 

Rasa sakit yang biasa dikeluhkan para wanita di punggung terjadi karena menumpuknya asam laktat karena proses kerja otot berlebih, hal yang sama seperti saat berjalan jauh. 

Miftah menambahkan, bentuk tulang belakang yang mirip seperti susunan bata dengan otot dan saraf yang menyatukan di antara buku tulang, akan semakin mengalami beban berat bila tidak didukung dengan posisi sikap yang baik.  Oleh karena itu, posisi sikap yang baik adalah tegap dan sebisa mungkin menghindari membungkuk karena akan menambah tegangan beban tulang belakang. Sikap tegap dapat mengurangi nyeri punggung. 

"Efek akan muncul biasanya di usia lebih dari 50 tahun," kata Miftah. "Bila berlangsung dalam rentang waktu lama dapat terjadi kelumpuhan saraf. Karena pada nyeri, saraf dalam kondisi 'terbakar' dan dapat menganggu aktifitas motorik." 

Bila terjadi letih ataupun nyeri di bagian punggung, dokter saraf ini menyarankan untuk segera melakukan relaksasi otot yang terasa nyeri. Kegiatan relaksasi dan pelemasan otot dapat berguna melepas asam laktat yang menyebabkan nyeri punggung. 

Bila berlangsung secara terus menerus maka penggunaan peredam nyeri baik dalam bentuk krim ataupun obat dapat digunakan. Tapi, Miftah menegaskan bahwa penggunaan obat adalah bukan cara yang utama. 

"Yang lebih utama adalah bagaimana sikap tubuh dan latihan otot yang baik guna mencegah terjadinya nyeri pada otot dan saraf," kata Miftah.  (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER