Mengapa Banyak Pekerja Tetap 'Ngantor' saat Sakit Flu?

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Senin, 26 Okt 2015 09:50 WIB
Saat terjangkit flu, ternyata banyak karyawan yang merasa dirinya tak 'berbahaya' dan tetap masuk kerja. Apa alasannya?
ilustrasi flu (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan flu seolah tak kenal musim. Begitu sedikit kelelahan, serangan virus flu, demam, batuk dan pilek langsung menyergap Anda. Terkadang, mungkin terasa tidak terlalu parah dan Anda masih merasa kuat untuk beraktivitas. Namun pertanyaan besarnya, sebenarnya haruskah Anda tetap masuk kerja?

Mengutip The Atlantic, sebenarnya masuk kerja saat sedang flu bukanlah pilihan bijak untuk Anda dan juga rekan kerja sekantor. Beberapa ahli perekrutan karyawan mengungkapkan hal ini adalah sebuah masalah yang bisa mengganggu produktivitas orang tersebut dan meningkatkan risiko orang lain terjangkit flu juga. Virus flu memang diketahui bisa menular dengan cepat lewat udara, apalagi jika si penderita tak menggunakan masker atau menutup mulut saat bersin.

Sebuah studi dari para ahli menyarankan bahwa penderita flu seharusnya tetap tinggal di rumah dibandingkan kehilangan waktu bekerja produktifnya di kantor karena merasa tak enak badan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, dengan beragam alasan, termasuk masih kuat bekerja dan penyakit tak seberapa parah, banyak karyawan yang akhirnya memaksakan diri untuk tetap bekerja. Kalau alasan tentang diri sendiri itu urusan pribadi, tapi apakah mereka tak takut menulari teman lainnya?

Menurut laporan dari konsultan industri makanan, Alchemy, 51 persen pekerja di industri makanan di Amerika akan tetap selalu dan sering masuk ketika mereka sakit. Hal ini tentunya mengkhawatirkan untuk keamanan makanan yang diproduksi.

Sebenarnya apa yang menyebabkan pekerja ini seolah takut untuk meminta izin sakit dari kantor? Ada dua alasan utama mengapa mereka 'ngotot' tetap ngantor saat sakit. Alasan tersebut adalah mereka tak ingin mengecewakan rekan kerja karena harus mengurus pekerjaan mereka dan juga tak ingin dipotong gaji. Alasan ini disetujui oleh 45 persen responden penelitian.

Sedangkan 34 persen responden mengungkapkan bahwa mereka tidak berpikir kalau mereka 'berbahaya' dan menulari rekan kerjanya.

Dalam studi sebelumnya, 42 persen karyawan merasa takut tak masuk kerja saat sakit karena pekerjaan mereka akan semakin menumpuk.

(chs/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER