Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap negara memiliki kekayaan budaya masing-masing, termasuk di antaranya adalah tradisi kuliner ekstrem. Di Peru, masyarakatnya memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman kesehatan unik, yakni jus katak.
Orang-orang di Peru yakin bahwa jus katak ini dapat menyembuhkan impotensi dan meningkatkan gairah seksual. Bahan utama minuman ini adalah katak air dari Danau Titaca yang letaknya amat terpencil.
Sayangnya, katak ini terdaftar sebagai binatang yang terancam punah oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membuat resep minuman ini dibutuhkan satu ekor katak hidup. Katak ini dihantam ke meja sampai mati, dikuliti, lalu dimasukkan ke blender. Kemudian ditambahkan bahan-bahan campuran seperti wortel, akar tanaman maca Peru, dan madu.
Hasil akhirnya adalah jus hijau dengan tekstur ringan. Masyakarat Peru percaya jika jus ini dapat menyembuhkan penyakit asma, osteoporosis, sampai kelelahan, selain juga tambahan keuntungan peningkat libido bagi pria.
Salah seorang yang mengonsumsi minuman ini adalah Cecilia Cahuana. “Minuman ini baik untuk anak-anak, berkhasiat menyembuhkan anemia dan bronkitis, juga baik untuk orang tua, sangat baik,” katanya seperti dilansir dari laman
Sputnik News.Kendati khasiat kesehatan minuman ini sangat diyakini oleh penduduk Peru, Tomy Villanueva, dekan di Medical College of Lima mengatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah jika jus amfibi tersebut bisa mengobati penyakit apapun.
Lucunya, orang-orang pribumi menyebut katak Titaca sebagai 'katak skrotum' karena lipatan kulit seperti selimut yang melorot dari tubuhnya, juga karena khasiat jus katak ini bagi aktivitas seksual.
Beberapa pedagang kaki lima mengatakan bahwa mereka membuat jus dari sekitar 50 sampai 70 katak per hari. Toko-toko di Peru memiliki tangki yang menyimpan katak hidup yang siap diblender dan diminum.
Para ilmuwan sudah menyatakan bahwa minuman ini adalah hoax, yang berarti khasiatnya tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Hukum juga melarang penjualan spesies langka yang terancam punah ini. Meski begitu, jus katak tetap populer dalam budaya masyarakat di kaki gunung Andes tersebut.
(win/win/les)