Jakarta, CNN Indonesia -- Perjalanan tim kuliner Indonesia dalam ajang Frankfurt Book Fair (FBF) 2015, menyisakan banyak cerita dan kenangan berharga buat masing-masing anggota tim. Salah satunya
chef Petty Elliot. Ia sangat puas dengan performa tim kulinernya dalam membuat makanan dan melayani para pengunjung.
Semua pembagian kerja tim kuliner mulai dari memasak untuk tamu kehormatan, memasak di stan milik Indonesia, sampai menawarkan makanan dengan gerobak semuanya sukses memukau lidah para pengunjung.
Ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Petty Elliot bercerita tentang kebanggaannya menyajikan makanan untuk 80 tamu kehormatan di FBF 2015. Kala itu ia menyuguhkan sop buntut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, hidangan ini bukan sembarang sop buntut. Petty menyajikannya dalam bentuk sajian
fine dining yang lebih berkelas dan mewah.
Ia membuat sop buntut dalam bentuk
consomme (sup yang mempunyai kaldu yang sangat jernih). Jika biasanya sup buntut disajikan dalam bentuk potongan daging bertulang, kali ini Petty mengambil bagian dagingnya saja.
"Saya ambil dagingnya tanpa lemak. Dibuat seperti
dumpling. Mereka terpukau sekali dengan rasanya," kata Petty.
Tidak hanya mendapatkan pujian dari para tamu yang mencicipi hidangannya, Petty dan tim saat itu juga mendapat apresiasi dari hotel tempat mereka memasak dan menyajikan makanan untuk para tamu.
Mereka sangat menyukai rasa sop buntut buatan Petty, yang mereka sebut sebagai hidangan yang luar biasa. Tim
chef hotel di Jerman itu juga sangat terkejut melihat profesionalisme tim kuliner Indonesia yang berhasil menyajikan pilihan porsi makanan sekaligus dan menyajikannya secara bersamaan.
"Mereka sangat
surprised, mereka merasa senang bisa bekerja sama," kata Petty.
Apresiasi terhadap tim kuliner pun tidak berhenti sampai di situ. Di Restoran Patio, mereka juga menyajikan makanan untuk para pengunjung. Yang paling membuat mereka senang, antrean pengunjung untuk mengambil makanan sangat panjang.
"Mengantrinya sampai setengah kilometer. Mereka ingin tahu makanan Indonesia seperti apa, penasaran," ujar Petty.
Antrean tidak terjadi satu atau dua kali saja. Sepanjang tim kuliner Indonesia memasak di sana, selama itu pula itu antrean terus berlangsung.
Bahkan makanan yang dijajakan dengan gerobak pun juga laris manis diserbu orang-orang di Jerman. "Gerobaknya juga pindah-pindah terus. Walikota di sana sangat mendukung," kata Petty.
Antusiasme lainnya terhadap kuliner Indonesia ditunjukkan dari banyaknya orang yang mengikuti kelas memasak. Peserta yang kebanyakan anak muda dan pelajar begitu bersemangat belajar memasak makanan Indonesia.
Kepuasan yang diperoleh tim kuliner Indonesia yang terdiri dari 25
chef dan
culinary figure dalam FBF 2015 tidak didapatkan begitu saja. Mereka sudah mempersiapkan ini dengan matang sejak satu tahun sebelumnya. Sangat pantas jika pada akhirnya pekerjaan mereka bisa memukau banyak orang.
(win/les)