Jakarta, CNN Indonesia -- Jika mengira kesetaraan pembayaran upah antara laki-laki dan perempuan sudah diterapkan, Anda salah. Bahkan di negara maju Amerika Serikat sekali pun, perempuan masih digaji lebih kecil dari laki-laki untuk pekerjaan yang sama.
Dilaporkan oleh Reuters, kaum perempuan Amerika Serikat dibayar lebih rendah dari laki-laki untuk pekerjaan yang sama, di semua industri. Laporan yang dirilis kemarin ini menunjukkan, perbedaan gaji terbesar terjadi antara laki-laki menikah dan perempuan dengan anak.
Dilaporkan, para ayah mendapatkan rata-rata gaji tertinggi sekitar US$ 67,900 atau sekitar 918 juta, dibandingkan dengan gaji tertinggi ibu menikah, yakni US$46, 800 atau sekitar Rp 632 juta, dan perempuan lajang dengan anak, yakni US$38,200 atau sekitar Ro 516 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kesenjangan pembayaran berdasarkan gender ini benar-benar terjadi,” kata Aubrey Bach, manajer editorial PayScale Inc. yang menyusun informasi kompensasi, manfaat, dan gaji perusahaan.
“Setengah bahkan lebih dari jumlah tenaga kerja kita adalah perempuan, tapi kita belum berkembang pada tingkat yang sama dengan laki-laki.”
Sementara, gaji laki-laki terus meningkat sampai usia 50-55, hingga mencapai gaji rata-rata US$ 75 ribu atau sekitar Rp 1 miliar. Laporan tersebut juga menunjukkan, upah perempuan mencapai gaji tertinggi di usia 35 sampai 40 tahun, dengan sekitar US$ 49 ribu atau sekitar Rp 662 juta.
Kesenjangan gender dalam gaji kian melebar ketika tingkat pekerjaan meningkat. Eksekutif laki-laki menerima gaji berkali-kali lipat dibandingkan rekan-rekan perempuan mereka.
PayScale menghitung kesenjangan gaji berdasarkan gender dengan menganalisis data jajak pendapat dari 1,4 juta karyawan dengan waktu kerja penuh.
Mereka memakai sistem algoritma untuk memperkirakan rata-rata gaji perempuan, disesuaikan dengan beberapa faktor, misalnya pengalaman, pendidikan, keterampilan, ukuran perusahaan, tanggung jawab manajemen, dan faktor lain.
Kesenjangan terbesar ada dalam industri eksplorasi pertambangan, penggalian, dan gas. Sementara yang terkecil ada dalam industri teknologi, di mana reasio laki-laki terhadap perempuan adalah 70 banding 30 persen.
“Jika seorang perempuan masuk ke Industri teknologi, dan bekerja di sana, itu adalah jenis meritokrasi,” kata Bach.
“Anda dibayar sama. Sayangnya, jika Anda melihat demografis, sangat sedikit perempuan yang masuk ke industri teknologi, khususnya untuk peran teknis di mana mereka paling tinggi dibayar.”
Diketahui pula bahwa perempuan tidak bernegosiasi kenaikan gaji sebanyak laki-laki, dan mereka masih terhadang peran sebagai ibu.
(win/les)