Kisah Sedih Di Balik Foto Sempurna Bintang Instagram

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2015 16:35 WIB
Essana O'Neill mengatakan kehidupannya sebagai selebriti Instagram adalah palsu dan membuatnya depresi.
Essena O'Neill. (Instagram/Essena O'Neil)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan tanda 'like' diberikan untuk sebuah foto seorang perempuan pirang berpose sempurna di Instagram. Barangkali, banyak orang mengira bahwa perempuan itu memiliki kehidupan sempurna, dan sangat percaya diri.

Namun, di balik foto sempurnanya di media sosial itu, Essena O'Neill mengaku, dia merasa seperti seorang remaja tersesat dan kesepian. Kisah O'Neill ini menjadi bukti, apa yang Anda lihat di media sosial tidak selalu nyata dalam hidup.

Model Australia ini berkarier dari mengunggah foto yang terlihat selalu tersenyum, memakai pakaian indah dengan latar tempat-tempat yang sempurna. O'Neill membuat para pengikutnya terkejut saat dia menonaktifkan akun Instagram-nya pada awal pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjadi perbincangan di dunia maya setelah menghapus Instagram, dan mengubah beberapa keterangan foto yang menggambarkan apa yang sebetulnya dia rasakan saat foto tersebut diambil. Dia mengedit pesannya menjadi, “Media sosial adalah ilusi.”

Lalu O'Neill menghapus akun media sosialnya, mulai dari Instagram, Youtube dan Facebook. Akunnya tidak lagi aktif pada Rabu, (4/11).

Sebelum O'Neill menonaktifkan akunnya, Nina dan Randa Nelson, teman media sosialnya, mempublikasikan sebuah video Youtube, berisi tuduhan bahwa sang bintang media sosial melakukan pencitraan hanya agar fotonya mendapat banyak 'like' dan untuk mendapat lebih banyak pengikut.

“Menurut saya, orang yang palsu di sini adalah Essena,” kata Nina Nelson dalam video Youtube pribadinya. Dia melanjutkan, selebriti sosial media seperti O'Neill dibayar untuk memakai pakaian dan mempromosikan produk. Mereka diberikan instruksi kapan foto harus diunggah.

O'Neill, yang baru saja menginjak usia 19 tahun tersebut, berharap seseorang mengatakan kepadanya, bahwa dia bernilai lebih dari sekadar foto di Instagram. Sejak usianya 12 tahun, O'Neill telah mengumpulkan lebih dari setengah juga pengikut di beberapa media sosialnya.

Motivasi menjadi fenomena media sosial telah ada sejak memasuki masa remaja. O'Neill merasa dia tidak layak dan tidak populer, kecuali jika disahkan dengan banyak 'like' dan jumlah orang yang melihat akunnya.

Dia juga jadi pengikut akun Facebook orang-orang terkenal, yang menurutnya sempurna karena mendapatkan banyak tanda 'likes' dan memiliki banyak sekali pengikut.

“Saya bermimpi menjadi salah satu dari mereka. Saya mempelajari mereka, dan iri pada mereka. Saya lakukan banyak upaya untuk jadi salah satu dari mereka,” kata O'Neill di website-nya.

Keberhasilan O'Neill adalah ketika dia mendapatkan jumlah pengikut yang besar. Namun, kemudian dia menyadari hal itu hanya membuatnya semakin kesepian. Dia mulai terobsesi mendapat pengikut lebih banyak. Jika sudah didapat, baru dia merasa baik. Tidak hanya itu, O'Neill juga mengatakan untuk satu foto sempurna yang dia unggah di Instagram, dia mengambil banyak sekali gambar. Dia juga kerap menghardik adik dan teman-temannya jika fotonya kurang sempurna. 

Dalam video youtube yang berbeda, O'Neill mengatakan, “Saya tidak ingin lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk melihat dan membandingkan diri saya dengan orang lain.”

“Saya ingin melakukan sesutu, apa saja, sesuatu yang radikal dan sedikit berbeda. Saya ingin menggunakan imajinasi saya, pikiran individu saya untuk mengambil sesuatu yang unik di dunia ini.”

Kini O'Neill telah mengubah fokusnya dari media sosial dan kini mempromosikan situs pribadinya yang bertajuk Lets Be The Game Changer.

[Gambas:Youtube]


(win/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER