Sebaiknya Kompres Anak Demam Dengan Air Hangat

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Senin, 16 Nov 2015 11:08 WIB
Ketika anak demam, banyak ibu yang memilih menurunkan panas dengan mengompres. Cara kompresnya pun berbeda-beda. Mana yang benar?
Ilustrasi anak sakit (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia --
Ketika anak demam, banyak ibu yang memilih menurunkan panas dengan mengompres. Cara kompresnya pun berbeda-beda. Ada yang menggunakan air dingin, air hangat, atau menggunakan alkohol. 
Namun, Koordinator Instalasi Gawat Darurat Brawijaya Children and Women Hospital dokter Dita Elvina mengatakan, dari ketiga jenis komponen tersebut, hanya air hangat yang baik dan tepat digunakan untuk mengompres dan menurunkan demam. 
"IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) merekomendasikan kompres air hangat. Kompresnya di lipat ketiak dan lipat selangkangan. Bagian punggung juga karena bagian itu yang paparannya luas," kata Dita, dalam sebuah diskusi 'Membekali Diri dan Menyiapkan Kotak P3K di Rumah' yang digelar oleh Hansaplast, Jumat (13/11). 
Dita menjelaskan air hangat membuat pembuluh darah melebar sehingga pori-pori kulit terbuka dan membuat panas yang terperangkap dalam tubuh bisa menguap keluar. 
"Kompres di bagian-bagian tadi. Bagian punggung digosok-gosokkan. Kita tunggu kurang lebih 15 menit, setelah itu lakukan lagi. Lakukan kurang lebih selama satu jam setengah," ujar Dita. 
Sedangkan untuk kompres dengan air dingin, IDAI tidak merekomendasikannya. Dita mengatakan kompres dengan air dingin justru bisa membuat demam tak kunjung sembuh. Selama ini, anggapan kalau menurunkan panas bisa dilakukan dengan kompres air dingin, justru salah kaprah. 
Kebalikan dari air hangat, air dingin justru bisa membuat pori-pori mengecil. Sehingga panas dalam tubuh tidak bisa menguap dan keluar dari tubuh. 
Selain itu, kompres air dingin pada anak juga bisa meningkatkan laju aliran darah pada hipotalamus di otak. Hipotalamus merupakan bagian otak yang bisa mengatur suhu pada tubuh. Semakin bertambah usia, kondisi hipotalamus akan berkurang fungsinya. 
"Kalau misalnya bantalan ini kondisinya terganggu, tidak bisa menyeimbangkan suhu anak. Kalau hipotalamus tidak bekerja, tidak memberikan reaksi terhadap penurunan suhu," kata Dita. 
Sementata itu, jika kompres menggunakan alkohol, hal tersebut akan membawakan pengaruh buruk pada anak. Biasanya alkohol yang digunakan memiliki kadar 70 persen. Jika alkohol ini terhirup, anak-anak bisa lemas dan bahkan kehilangan kesadaran. 
Meski sebenarnya alkohol bisa membantu menyerap panas dan membantu penguapan panas dalam tubuh, namun penggunaannya untuk menurunkan panas tidak tepat karena bisa menurunkan kadar gula dalam darah. 


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER