Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah universitas di China mengeluarkan peraturan untuk mencegah perilaku tidak beradab di kalangan mahasiswa. Lewat aturan ini para mahasiswa dilarang berpegangan tangan, merangkul bahu satu sama lain, atau menyuapi nasi ke mulut kekasih mereka.
Menurut salah seorang guru, pengawasan ketat ini dimaksudkan agar para mahasiswa dapat mengembangkan diri menjadi orang-orang beradab. Namun, kode etik baru yang dirilis oleh Jilin Construction University di kota Changsha ini diejek oleh mahasiswa dan pengguna media sosial di China.
Dilaporkan oleh Independent, aturan ini secara khusus ditegakkan untuk perilaku di kantin universitas di mana kamera telah dipasang. Mahasiswa dilarang saling bersuapan atau perilaku intim lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut koran China, New Culture View, “Seorang asisten guru akan melakukan percakapan pribadi dengan orang-orang yang sedang jatuh cinta, memberi petuah agar tidak melakukan kontak fisik atau terlibat dalam perilaku yanga tidak tepat di kampus.”
Seorang guru yang tidak disebutkan namanya di universitas tersebut mengatakan kepada surat kabar, “Perilaku yang tidak benar, seperti berciuman dan berpelukan di tempat umum seperti kereta bawah tanah telah diungkap secara luas oleh media. Jika perilaku seperti itu dilakukan di kantin, kami rasa itu tidak tepat.”
Para guru mengakui bahwa peraturan tersebut lebih merupakan upaya pencegahan daripada reaksi terhadap insiden tertentu.
“Aturan tersebut dibuat agar mahasiswa lebih menyadari masalah ini, dan memupuk diri menjadi orang beradab. Jika kode etik tersebut mengakar dalam hati para mahasiswa, mereka sebagai orang-orang berpendidikan akan ragu melakukannya di lain waktu.”
Namun, pihak yang tidak suka dengan aturan ini adalah mahasiswa. Seorang mahasiswa mengatakan, “Aturan ini aneh dan kami tidak kuasa untuk menertawakannya. Ini abad ke-21. Sebagai orang dewasa, kami tidak berani bersikap begitu eksplisit di tempat umum. Saya tidak pernah melihat orang-orang yang pacaran bersuapan. Jadi, norma ini tidak perlu.”
(win/les)