Menelusuri Jejak Petualangan Tintin di Brussels

Windratie | CNN Indonesia
Selasa, 17 Nov 2015 15:25 WIB
Michael Farr seorang Tintinologist mengajak berpetualang menelusuri jejak petualangan Tintin di Brussels.
Baliho Tintin di kota Brussels. (Mark Renders/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Minggu pagi yang mendung di jalan distrik Marolles, Brussels. Seekor kucing mengintai dari balik balkon. Mobil-mobil yang melintas terdengar seperti suara ban bocor saat melintasi jalan berbatu.

“Snowy melompat dari balik jendela di adegan awal The Secret of The Unicorn. Dia dibius dan dimasukkan ke dalam peti kemas,” kata Michael Farr. Farr adalah ahli mengenai kisah reporter laki-laki terkenal Tintin dan anjing putihnya yang setia Snowy.

Lelaki Inggris ini dikenal juga sebagai Tintinologist. Kali ini Farr akan membawa sekelompok orang menelusuri jejak petualangan Tintin. “Jalanan ini adalah inspirasi untuk apartemen Tintin di beberapa seri petualangan pertamanya,” kata Farr. Di buku, jalanan ini bernama 26, Rue de Labrador.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kreator The Adventures of Tintin, Herge, adalah seorang Anglofilia atau seseorang yang amat mencintai kebudayaan Inggris, dia sendiri berkebangsaan Belgia.

Petualangan Tintin dimulai saat tiba di Stasiun Brussels Midi. Adegan hitam-putih yang ada di buku awal Tintin berjudul Tintin in America akan menyambut para wisatawan. Dilaporkan oleh laman The Guardian, Farr berkisah, “Herge menemukan gaya artistiknya di serial awal petualangannya.”

“Dia menjadi sangat yakin dengan tekniknya. Buku-bukunya diterjemahkan secara acak, tidak secara kronologis. Membacanya secara urut, maka Anda dapat melihat bagaimana gaya gambar Herge berkembang.”

Saat meninggalkan stasiun, Farr menunjuk pada sebuah gambar raksasa Tintin dan Snowy di atas gedung Lombard yang dulunya kantor penerbit Herge. Setelah itu, Farr mengajak ke pusat kota Brussels mengikuti jejak petualangan Tintin. 

Metropole Hotel di wilayah  Place de Brouckère yang merupakan latar pada kisah The Seven Kristal Balls. Lalu menuju ke  Parc du Cinquantenaire, taman megah di kota Brussels yang muncul dalam kisah King Ottokar's Sceptre.

Farr mengatakan, “Semua cerita Tintin mencerminkan peristiwa berita. Entah itu penyelundupan obat atau perdagangan manusia. Petualangan (Tintin) masih memiliki relevansi dalam kehidupan modern.”

“Tintin di Amerika mengkritik kapitalisme, menceritakan bagaiamana penduduk asli Amerika diusir dari tanah mereka saat ditemukan sumber minyak.”

“Dalam King Ottokar's Sceptre, terbit pada 1938, Tintin berusaha menggagalkan kudeta. Kisah ini adalah kiasan dari peristiwa Anschluss, aneksasi Hitler di Austria.”

“Dan The Red Sea Sharks didasarkan pada berita yang didengar Herge tentang orang-orang Afrika yang melakukan perjalanan ke Mekah dan dijual sebagai budak.”

Farr lalu mengajak ke timur Brussels, tepatnya ke Museum Herge yang terletak di kota universitas di  Louvain-la-Neuve. Jika naik kereta dibutuhkan waktu 50 menit dari stasiun Central Brussels. Museum ini adalah sebuah bangunan dengan sudut mencolok menyerupai kapal laut besar yang kandas di hutan.

Di museum ini, semua karya Herge dipamerkan. Tidak cuma Tintin, tapi juga karya dan kreasi lain misalnya iklan. Farr percaya, jika Herge tidak menciptakan Tintin, dia akan mendulang kekayaannya dari membuat iklan.

Mural Tintin di Belgia. (Mark Renders/Getty Images)
(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER