Biak, Papua, CNN Indonesia -- Suasana hening diselingi kicauan burung menyambut kedatangan
CNN Indonesia dan rombongan saat menjejakkan kaki di kawasan wisata Goa Jepang di Biak, Papua. Pohon-pohon yang tinggi dengan daun-daun yang berserakkan di atas jalan memberikan suasana misterius untuk tempat wisata ini.
Disebut Goa Jepang karena dulunya goa ini pernah menjadi tempat persembunyian dan perlindungan tentara Jepang saat Perang Dunia I. Namun, pada 21 Juni 1944 tentara Jepang dibombardir oleh tentara sekutu yang kemudian membakar goa ini beserta isinya.
Tak ayal semua yang ada di dalam goa pun tewas dan terbakar. Masyarakat yang tinggal di sekitar goa pun mengumpulkan sisa-sisa kejadian berdarah itu, berupa barang-barang seperti senjata, sisa botol dan piring, bahkan tulang belulang yang masih ada di dalam goa itu hingga saat ini goa itu dijadikan tempat wisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk bisa mencapai mulut goa, kami perlu berjalan sekitar dua menit melalui sebuah jalan yang terbuat dari batu paving block yang sudah mulai berlumut. Sebelum mencapai pintu masuk utama goa, kami singgah sebentar untuk melihat kondisi goa dari atas. Di bawah pohon beringin yang sangat besar, ternyata ada sebuah lubang menganga sampai ke dasar goa. Namun, pengunjung tak bisa melihat lebih dekat karena lubang itu dikelilingi oleh pagar dengan alasan keselamatan.
Usai melhat kondisi goa dari atas, kami melanjutkan perjalanan untuk melihat kondisi di dalam goa. Setelah melewati anak tangga, kami akhirnya sampai di mulut goa yang sangat besar. Dari atas, suasana di dalam goa terlihat gelap dan sunyi. Pintu goa dihiasi dengan stalaktit-stalaktit yang bentuknya meruncing menambah suasana misterius dari goa tersebut.
Beberapa dari kami memberanikan diri untuk turun dan masuk ke dalam goa. Ingin melihat seperti apa sebenarnya tempat bersejarah ini.Beberapa lagi menunggu di atas. Rasa takut seolah menghentikan langkah mereka karena suasana goa terlihat mencekam buat mereka. Apalagi sejarah goa yang merupakan 'kuburan' tentara Jepang.
Sesampainya di dalam goa, ternyata tak semua sisi goa gelap dan mencekam. Di bagian dalam justru terlihat terang karena ada lubang yang menganga di atas. Lubang itulah yang sebelumnya kami lihat sebelum memasuki goa.
Selain akar-akar pohon yang menjalar di dinding goa, ada juga sudut di goa tempat tumbuhnya beberapa tanaman hijau. Membuat warna tersendiri bagi goa misterius itu.
Puas melihat isi goa, kami pun langsung bergegas naik. Hawa panas dan pengap membuat peluh berkucuran dan napas agak tersengal. Menaiki tangga saja harus perlahan.
Untuk menikmati suasana Goa Jepang ini pengunjung ditarik biaya sebesar Rp25 ribu per orang. Sayangnya, saat kami datang tak ada pemandu wisata yang menceritakan kisah Goa Jepang itu.
(les)