Studi: Menonton Film Laga Buat Pria Curang

Dedy Sofan Abrial | CNN Indonesia
Senin, 07 Des 2015 20:55 WIB
Hasil survei Universitas Brigham Young, Utah, Amerika Serikat, terhadap 1000 pria menunjukkan bahwa paparan kekerasan di media akan memengaruhi perilaku.
Ilustrasi senjata api. (Thinkstock/gsagi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Anda penggemar film, khususnya yang memiliki genre action atau film laga. Sebaiknya sedikit mengurangi untuk menyaksikannya. Dilansir dari IndianExpress, peneliti telah menemukan bahwa dengan menonton film atau buku yang lekat dengan kekerasan, meningkatkan kecenderungan pria untuk berbuat curang.

Paparan kekerasan yang diperlihatkan melalui film atau buku memiliki kaitan kuat dengan peningkatan kecurangan untuk mendapatkan keuntungan.

Josh Gubler, profesor ilmu politik di Universitas Brigham Young, Utah, Amerika Serikat pada studinya menyebutkan kekerasan di media memengaruhi sikap agresif manusia. Namun kini kekerasan yang diperlihatkan oleh media memiliki dampak lebih dari itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian dilakukan pada 1.000 pria. Dalam satu eksperimen peserta dibayar untuk meninjau kalimat dan mengedit jika memiliki kesalahan. Setengah dari peserta diberikan kalimat dengan bahasa yang kasar dan penuh kekerasan. Partisipan diberitahukan bahwa mereka tetap dibayar, baik mereka mengedit atau tidak, kata-kata kasar dalam kalimat tersebut.

Hasilnya, untuk peserta yang kebagian kalimat kasar, 24 persen lebih akan menipu untuk mendapatkan keuntungan lebih. Mereka tidak mengedit kata-kata kasar dan hanya ingin mendapatkan uang dengan cepat.

Sedangkan untuk video, Gubler melakukan eksperimen kepada peserta agar menonton seluruh video hingga selesai untuk mendapatkkan uang.

Hasilnya, untuk peserta yang mendapatkan video dengan konten kekerasan, akan berbohong telah menyaksikan semua video yang diberikan.

“Kami berharap informasi ini dapat berguna untuk masyarakat dan orang tua untuk bisa lebih hati-hati dan selektif dalam menyaksikan film dan buku yang ada,”kata Gubler.

Studi tersebut dipublikasikan di Journal of Business Ethics. (les/les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER