Douala, Kamerun, CNN Indonesia -- Batik memang diakui dunia sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia. Namun ini tak berarti kalau batik cuma ada di Indonesia saja. Beberapa negara lain juga memiliki batik sebagai kain tradisionalnya.
Salah satunya adalah negara di Afrika, Kamerun. Kamerun adalah sebuah negara yang terletak di kawasan Afrika tengah dan barat. Negara ini berbatasan langsung dengan Nigeria, Chad, Kongo, Gabon, Guinea Khatulistiwa.
Batik Kamerun dan negara-negara di Afrika ini dikenal secara umum sebagai batik Afrika. Masyarakat setempat pun menyebutnya sebagai batik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak jauh berbeda dengan batik Indonesia, proses pembuatan batik ini pun sama, yaitu dengan penggunaan lapisan warna. Meski sekilas terlihat mirip, namun tetap saja terlihat sangat berbeda. Urusan motif, tentu saja sangat berbeda.
Jika motif batik Indonesia, kebanyakan melambangkan filosofi mendalam soal sejarah, kekayaan budaya atau lainnya, maka batik Afrika lebih banyak menggambarkan identitas Kamerun atau Afrika secara keseluruhan.
Dari batik-batik Afrika yang banyak terlihat di berbagai tempat di Kamerun, kebanyakan batik ini menggunakan motif binatang, tribal, motif bunga sampai motif peta afrika. Namun motif batik yang paling populer adalah motif batik tribal.
Semua motif batik ini seolah ingin menggambarkan identitas mereka sebagai kain tradisional khas Afrika. Beberapa kali penduduk Afrika juga suka berkreasi dengan motif batik mereka, salah satunya dengan menambahkan motif wajah di dalamnya.
Batik Afrika ini memiliki ukuran motif yang besar. Selain itu, jarak antar motifnya pun tidak terlalu rapat. Dalam satu kainnya, mereka bisa memadukan satu motif dengan motif lainnya. Batik Afrika juga tak memiliki isen-isen seperti layaknya batik Indonesia. Isen-isen adalah motif batik berukuran kecil yang biasa digunakan sebagai pengisi jarak antara motif batik yang satu dengan yang lain.
Soal warna, batik Afrika berbeda dengan milik Indonesia. Batik Afrika punya warna yang lebih mencolok dan terang. Meskipun tak semuanya demikian. Ada beberapa yang juga punya warna gelap.
Desain batik Afrika ini umumnya digunakan untuk membuat baju-baju yang dipakai sehari-hari. Bukan cuma baju ke pesta saja tapi juga baju tradisional yang dipakai untuk sehari-hari, baik laki-laki atau perempuan.
Sejarah batik AfrikaMenurut berbagai sumber, batik Afrika masih punya hubungan saudara dengan batik Indonesia. Masyarakat Afrika mulai mengenal batik berkat pedagang Belanda yang datang dari Indonesia.
Pedagang Hindia Belanda ini membawa batik ke Afrika pada sekitar pertengahan abad 19. Mereka pun mulai mengolah dan memodifikasi batik Indonesia menjadi motif batik khas negaranya.
Namun bedanya, batik Afrika dibuat tidak dengan teknik pelapisan lilin. Untuk menahan warna dan motif mereka menggunakan dua cara utama yaitu adire eleso dan adire eleko.
Adire eleso adalah proses pembuatan kain batik dengan cara mengikat dan menjahit pola motif di kain baru dicelupkan ke pewarna. Sekilas pola ini sangat mirip dengan pembuatan kain jumputan.
Sedangkan teknik adire eleko adalah proses pembuatan kain batik dengan penambahan pasta pati sebagai pengganti lilin.
Pasta pati yang sering digunakan adalah dari pati singkong, beras, atau ubi kayu. Cara ini popular untuk pembuatan batik dari Yoruba, Nigeria. Sedangkan di negara Afrika lainnya, lumpur juga sering digunakan untuk menahan cat warna, sebagai pengganti lilin.
Proses pembuatan adire eleko dibuat dengan menggunakan gambaran tangan dari desain tradisional. Gambar motif ini dibuat dengan menggunakan bulu, tongkat kecil atau sepotong tulang halus dan logam yang dibentuk seperti sisir kayu. Kemudian setelah digambar,lapisan pasta diletakkan dibagian yang tak ingin diwarnai. Kain dicelup dalam pot tanah liat besar atau lubang di tanah.
Setelah itu, pasta pati pun dikerok untuk mendapatkan warna dan motif di kain batik khas Afrika tersebut.
Kesamaan batik Afrika dan Indonesia ini pun terkadang terlihat menyaru. Di beberapa toko tradisional yang dikunjungi bahkan si pedagang juga terlihat menjajakan daster batik yang bertuliskan made in Indonesia di labelnya.
(chs/les)