Jakarta, CNN Indonesia -- Tingkat aborsi AS menurun 35 persen selama dua dekade, menurut laporan Pusat Statistik Kesehatan Nasional Amerika (NCHS). Angka terbaru ini adalah yang terendah yang pernah tercatat sejak pemerintah mulai melacak data abrosi pada pertengahan 1970-an.
Pada 1990, angka aborsi 27,4 per 1.000 perempuan berusia 15 hingga 44. Pada 2010, tahun terbaru yang dianalisis dalam penelitian ini, angkanya turun jadi 16,7 per 1.000 perempuan.
Dalam periode yang sama, angka kehamilan menurun hingga 10 persen dan jadi rekor terendah. Kehamilan remaja menurun signifikan, hingga 67 persen. Di antara mereka bahkan berusia di bawah 15 tahun, dan 50 persen berusia 15 hingga 19 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkiraan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), angka abosi menurun jauh lebih banyak lagi. Pada 2012, tahun terbaru tersedianya data CDC, angka aborsi 13,2 per 1.000 perempuan.
Dari seluruh perbandingan tersebut, inilah angka aborsi terendah dalam sejarah, ujar CDC. Lebih dari 90 persen aborsi terjadi pada awal kehamilan, maksimal pada usia kandungan 13 minggu, menurut data CDC.
Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi adalah salah satu penyebab utama menurunnya angka aborsi, ujar co-author penelitian Kathryn Kost, ilmuwan yang juga kepala Guttmacher Institute.
“Di seluruh negara bagian, angka kehamilan yang tak diinginkan menurun,” kata Kost. “Itu menunjukkan makin sedikit perempuan hamil saat tak mereka inginkan. Ini terjadi di seluruh tempat, dan berakibat pada angka kelahiran dan angka aborsi.
Laporan NCHS adalah gabungan data kelahiran dari Sistem Statistik Vital Nasional, informasi aborsi dari Sistem Pengawasan Aborsi Guttmacher Institute, dan angka kematian janin dari Survei Pertumbuhan Keluarga Nasional.
(sil)