Jakarta, CNN Indonesia -- Musim liburan memang sudah lewat. Semua sudah kembali beraktivitas seperti biasa, anak sekolah pun sudah mulai masuk. Namun, bagi yang masih tersisa hawa liburan dalam pikiran, yang ada di dalam benak adalah bagaimana menyiapkan liburan selanjutnya. Entah mulai menetapkan tanggal untuk cuti dari kantor, atau mulai membuka-buka laman perjalanan.
Beberapa orang mempersiapkan liburan dengan mulai melihat-lihat tempat penginapan, destinasi wisata, atau sekedar melihat perubahan harga pesawat dan kereta dari waktu ke waktu. Salah satu yang menjadi pertimbangan memilih pilihan dalam liburan adalah ulasan dari pengguna yang tercantum dalam laman liburan tersebut. Mulai dari yang bagus hingga mencela tempat wisata, pernah ditemukan.
Dilansir dari
CNN, para pelancong sering memberikan komentar mereka di
Yelp, laman ulasan mulai dari restoran, destinasi wisata, museum, dan berbagai hal lainnya. Kebanyakan pengguna
Yelp memberikan komentar yang positif, namun tak sedikit yang justru 'curhat' di laman tersebut. Seperti apa curhatan mereka?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musee de Louvre, Paris “Semuanya indah, namun lukisan dan patung yang ada tidak membuat saya tertarik,” tulis Andy dari Nottingham, Inggris.
Metropolitan Museum of Art, New York
“Saya menolak membayar banyak uang hanya untuk melihat barang antik penuh debu,” tulis Anthro Food E dari New York City.
Patung Liberty New York “Sebagai warga Amerika yang bangga akan negaranya saya ingin menyukai patung ini, tapi ketika sudah sangat dekat dengannya, patung yang tua ini benar-benar terlihat tua,” tulis Nicholas dari San Fransisco.
Colosseum, Roma “Ya, terlihat mengagumkan saat malam tapi coba taruh lampu di halaman pabrik General Motor di Detroit, rasanya sama saja hanya tidak perlu antri panjang,” tulis Marqus dari Florida.
Hegia Sophie, Istanbul “Tidak banyak yang bisa dilihat dan banyak benda yang sudah rapuh. Lalu saya sadar ini tempat kuno dan harus bertanya di mana tempat sumbangan berada,” kata Camie asal London.
Vietnam Veterans Memorial, Washington DC “Tempat ini hanya sebuah dinding besar yang berisikan kumpulan nama. Bukan maksud untuk tidak hormat, namun cobalah untuk dibuat lebih menarik. Tempat ini sangat membosankan,” tulis Gina dari Philadelphia.
Menara Eiffel, Paris “Ramai,
lebay, dan jelek kalau dilihat dari dekat,” tulis Emma dari Georgia.
Patung Yesus Penebus, Rio de Janiero “Saya tidak yakin apa yang dibahas orang-orang dari tempat ini,” tulis Stephanie dari California.
Yellowstone National Park“Pertama-tama, saya bukan orang yang tidak suka dengan alam, saya gemar
hiking dan memanjat tebing. Masalahnya, tempat ini sangatlah membosankan. Tapi bila tengah berada di sekitar tempat ini, bolehlah mampir,” tulis Kahlil dari Maryland.
Grand Canyon “Pemandangannya menakjubkan tapi lama-lama membosankan. Setiap seratus meter ada gardu pandang dengan pemandangan yang sama: lubang besar di tanah. Rasanya akan menyenangkan bila ada penyewaan
Segway,” tulis Brad dari Colorado.
Yosemite National Park “Pernah ada komentar yang menyebutkan kalau taman nasional ini dengan satu kata sumpah serapah, saya sangat setuju dengan dia,” tulis Misty dari Hawaii.
Makan malam di Heston Blumenthal, restoran mewah di London. “Makanan ini mengingatkan akan kisah dongeng
The Emperor’s New Clothes dengan teks menu yang artistik dan berharap seolah bagai makan enak di atas permadani seperti kisah dongeng. Namun kenyataan yang ada adalah makanan tidak ada rasa sama sekali hingga nyaris tidak termakan sedikit pun,” tulis David dari New York City.
“Satu-satunya hiburan di restoran ini cuma suara obrolan orang-orang timur yang sulit dimengerti. Semuanya mengecewakan, dan kemahalan,” lanjutnya.
Menu seharga US$250 di NOMA, Copenhagen “Makanan ini membuat saya benar-benar ingin muntah. Namun memuntahkan makanan ke serbet dianggap seperti tindakan kriminal, jadinya saya telan seperti saat menelan pil atau jamu pahit,” tulis Debbie dari California.
Komentar pedas lainnya “Setelah melihat banyak langit-langit geraja indah lainnya, saya sangat kecewa dengan langit-langi Sistine Chapel,” tulis Chun dari San Diego.
“Saya mengunjungi kira-kira lima dari Museum Smithsonian dan nyaris 'belajar' banyak hal. Museum ini lebih cocok dilihat sebagai pemeran banyak perabotan dengan tambahan 1-2 kalimat yang ditulis di buku sejarah kelas 3 SD. Saya tahu banyak pengunjung asing di sini, tapi harusnya museum ini menyediakan sesuatu yang lebih canggih,” tulis Andrew dari Atlanta.
“Saya tengah berjalan mengelilingi Menara Eiffel ketika dua gadis menanyai saya apakah saya orang Amerika atau bukan, lalu mereka meminta saya untuk tanda tangan dukungan untuk Asosiasi Internasional untuk tunarungu, tunawicara, dan tunawisma. Saya mengatakan ‘baik, saya sumbang 10 Euro’ dan saya memberikan 20 Euro. Lalu mereka mengatakan sumbangan paling sedikit 20 Euro dan tidak ada kembalian. Kemudian mereka mengatakan ‘beri saya 20 Euro lainnya dan saya akan mengembalikan dua lembar 10 Euro’. Dan bodohnya saya! Saya memberikan mereka 20 Euro dan mereka tertawa sembari pergi. Saya rasa mereka gila.” tulis J.M. dari Boston.
(end/les)