Jakarta, CNN Indonesia -- Pelukan adalah sebuah wujud rasa sayang seorang ibu kepada anaknya. Saat kecil, anak-anak pasti masih suka dipeluk, namun lain cerita ketika dia sudah beranjak remaja. Hal ini tentu seringkali menyebabkan kesedihan untuk orangtua, khususnya ibu.
Marieke Voorsluijs adalah salah satu ibu yang merasakan hal ini. "Anak saya sudah memasuki masa puber. Biasanya kami selalu berpelukan, namun sekarang ini sudah sangat jarang," kata Voorsluijs kepada
Bored Panda, dikutip dari
Metro.
"Sekarang dia lebih sering bermain dengan temannya, dengan ponselnya atau mendengarkan musik."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, dia menyadari bahwa ini adalah sebuah proses alami yang harus dihadapinya.
Alih-alih larut dalam kesedihannya, dia pun mencari cara lain agar dia masih bisa memeluk anaknya kapan pun dia mau.
Desainer tekstil dari Belanda ini akhirnya memutuskan untuk merajut sebuah boneka. Bukan boneka biasa yang dirajutnya, melainkan sebuah boneka seukuran tubuh anaknya dan dibuat menyerupai si anak.
Boneka dengan tinggi seukuran anaknya ini dibuat dalam kurun waktu dua bulan. Sebelum merajut boneka ini, dia pun meminta izin kepada anak-anaknya.
Boneka ini dibuat sangat mirip dengan anaknya, memakai topi, sweater dan jam tangan. Boneka ini pun bahkan dibuat bisa meniru sang anak ketika melakukan berbagai kegiatan sehari-hari.
Voorsluijs, yang dikenal sebagai perajut berbagai benda sehari-hari ini mengatakan bahwa dia dan anak aslinya tetap punya waktu bersama. Mereka juga sering menghabiskan waktu bersama dengan boneka wol kembaran tersebut.
[Gambas:Youtube] (chs/chs)