Perempuan Berpenghasilan Tinggi Lebih Cemaskan Kesehatan

Silvia Galikano | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jan 2016 22:39 WIB
Perempuan dengan tingkat pendidikan dan penghasilan lebih tinggi melaporkan merasa kurang sehat secara keseluruhan.
Ilustrasi perempuan bekerja. (CNNIndonesia GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan modern mendapat tuntutan untuk berhasil di tempat kerja sekaligus tak boleh cacat mengurus rumah. Namun banyak yang lupa, semua ada harganya.

Meghan Fitzgerald, executive vice president of corporate strategy di Cardinal Health dan anggota fakultas Mailman School of Public Health, Columbia University membuat polling kepada 369 perempuan Amerika Utara tentang kesehatannya. Studi tersebut dipublikasikan Harvard Business Review dan dilansir Mic.

Sebagian besar dari mereka bekerja untuk perusahaan-perusahaan Fortune 500. Usianya 21 hingga 60 tahun, beragam latar belakang pendidikan dan pendapatan, serta menduduki semua level di perusahaan tersebut, dari senior hingga entry-level.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anda mungkin mengira perempuan dengan tingkat penghasilan dan pendidikan lebih tinggi pasti lebih sejahtera. Dugaan tersebut tentu bukan datang dari ruang kosong. Hubungan antara kesehatan yang lebih baik dan tingkat penghasilan dan pendidikan yang lebih tinggi ini terdokumentasi dengan baik.

Namun menurut hasil penelitian Fitzgerald, perempuan dengan tingkat pendidikan dan penghasilan lebih tinggi melaporkan merasa kurang sehat secara keseluruhan, meski indikator kesehatan individualnya jauh lebih baik, seperti tidur, berat badan, dan asupan alkohol.

Perbandingan indeks massa tubuh

Perempuan dengan pendidikan lebih rendah mengatakan mereka minum 2,5 hingga 3 gelas alkohol tiap keluar malam, versus 1,5 gelas bagi perempuan yang lebih berpendidikan.

Perempuan yang berpenghasilan US$20 ribu dan US$50 ribu memiliki indeks massa tubuh 29, sedangkan yang berpenghasilan lebih dari US$1 juta, angka tersebut sedikit di atas 22.

Indeks massa tubuh adalah indikator sederhana perbandingan tinggi dan berat badan. Indeks massa tubuh 18,5 hingga 24,9 dianggap “sehat” oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, sementara 25 hingga 29,9 “kelebihan berat badan.”

Sementara itu, sekitar 30 persen lulusan SMA melaporkan tidur malam tak sampai enam jam tidur per malam, dibandingkan dengan 15 persen perempuan dengan gelar doktor.

Perempuan “yang lebih sehat” merasa kurang sehat

Para perempuan ini juga mengkhawatirkan kesehatan mereka.

Indikator “kesehatan umum” bagi mereka yang lapor-diri, dalam rentang 1 hingga 5, perempuan dengan penghasilan lebih dari US$ 1 juta, hanya kurang dari 2. Bagi perempuan berpenghasilan antara US$20 ribu hingga US$50 ribu, angkanya sekitar 2,5.

Menariknya, perempuan yang berpenghasilan antara US$500 ribu hingga US$1 juta semakin mendekati angka 2,5. Fitzgerald tidak menjelaskan lebih jauh perbedaan ini.

“Bagaimana bisa?” Fitzgerald bertanya. “Bagaimana bisa perempuan yang mengaku lebih sehat dan sedikit stres dalam ukuran tertentu merasa kurang sehat secara keseluruhan dan lebih khawatir tentang kesehatan mereka?”

Sayangnya, studi ini sendiri tidak menyediakan banyak jawaban.

Fitzgerald mengemukakan bahwa perempuan yang lebih sejahtera dan lebih berpendidikan memungkinkan mencapai standar kesehatan yang lebih tinggi.

Bisa jadi karena mereka tidak perlu mengkhawatirkan masalah uang sehingga punya lebih banyak energi untuk memikirkan kesehatan. Bisa juga, “mereka yang memilih lebih mengejar pendidikan cenderung punya ciri-ciri kepribadian tertentu yang membuat mereka khawatir tentang kesehatan.”

Studi Fitzgerald ini bukan yang pertama mengaitkan perempuan bekerja dengan kesehatan yang buruk. Agustus 2015, Jenny Kutner dari Mic melaporkan, perempuan yang bekerja di kawasan yang didominasi laki-laki terganggu oleh “tingkat stres yang tak normal”.

Kata kunci studi Fitzgerald adalah “lapor-diri”. Perempuan yang membuat lapor-diri merasa kurang sehat tak serta merta seperti itu pula skornya secara kuantitatif. Yang lebih sulit adalah menekan terjadinya ketaksesuaian. Sebagai catatan, Fitzgerald bekerja di bidang yang sama dengan laki-laki, yang mungkin menjadi titik terang dalam masalah ini. (sil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER