Jakarta, CNN Indonesia -- Sebastian Gunawan merilis koleksi terbarunya pada Selasa (26/1). Namun bukan dalam bentuk busana, melainkan dalam bentuk perangkat makan dari bahan keramik.
Sebastian Gunawan hanyalah satu dari beberapa desainer yang memilih keramik sebagai alternatif wadah kreativitas selain helaian kain. Mereka membuktikan, kreativitas tidak memiliki batasan media.
1. Iwan Tirta
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maestro batik Indonesia ini bukan hanya mahir membuat batik yang diakui dunia internasional. Ia pun pernah menuangkan kecintaannya pada batik di atas permukaan keramik.
Pada 2009 lalu, Iwan sempat merilis koleksi keramik yang berisikan motif batik. Beberapa motif batik menjadi pilihan Iwan, seperti Modang dari Yogyakarta dan Kupu-kupu Hokokai dari Pekalongan.
Motif Modang biasanya muncul dalam tepian dodot yang merupakan pakaian para bangsawan. Modang sendiri berbentu lidah api yang sering disebut cemukiran dan melambangkan semangat atau kesaktian dalam mendapatkan sesuatu.
Motif Hokokai sendiri merupakan motif dari batik pesisir yang mengadopsi motif pada kimono Jepang. Motif ini mulai dikenal sejak 1940 ketika Jepang berkuasa di Indonesia.
Dalam berkreasi dengan keramik, Iwan memilih bentuk peranti makan yang dibuat anggun dan berkelas.
2. Ghea PanggabeanUntuk urusan keramik, Ghea Panggabean dapat dikatakan bukan pendatang baru atau amatiran. Perancang yang terkenal kerap menggunakan kain tradisional ini pernah beberapa kali mengeluarkan koleksi keramik.
Salah satu koleksinya adalah bertema
Treasure of Palembang. Dalam koleksi yang dirilis Maret 2014 lalu itu, Ghea menggunakan motif songket dalam kombinasi warna marun dengan emas, dan hijau dengan emas.
Koleksi tersebut dibuat secara terbatas dan dibuat Ghea untuk mengenalkan songket yang ia anggap sebagai
the queen of embroidery Indonesia.
Selain bertemakan songket Palembang, Ghea juga pernah membuat keramik
tableware dengan tema
Romantic Peranakan dan
Pelangi Palembang.
Pada
Romantic Peranakan, Ghea menggunakan kombinasi warna khas budaya peranakan seperti hijau, merah muda, dan kuning. Sedangkan pada
Pelangi Palembang, ia menggunakan motif jumputan Palembang, sama seperti koleksi baju yang pernah ia buat.
3. Sebastian GunawanSeba, sapaan akrab Sebastian Gunawan, menambah daftar desainer yang menggunakan keramik sebagai media alas kreatifitas seorang desainer.
Bekerja sama dengan salah satu produsen keramik dunia, ia mengeluarkan dua koleksi sekaligus yaitu
Tree of Life dan
Blue Blood.
Dalam
Blue Blood, Seba terinspirasi dari kejayaan keramik Dinasti Ming. Mencegah terjebak dengan keindahan keramik Dinasti Ming yang biru dan putih, Seba menambahkan merah dan emas sebagai penguat filosofi motif yang ia pakai.
Blue Blood sendiri memiliki kesan formal dan mewah.
 Koleksi Blue Blood dan Tree of Life milik Sebastian Gunawan ini memiliki harga Rp3 hingga 5 juta per set. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo) |
Sebagai tara dari
Blue Blood, Seba membuat
Tree of Life yang casual, sederhana, namun tetap memiliki filosofi yang dalam.
Tree of Life merupakan hasil renungan Seba akan perjalanan hidup manusia yang memiliki kesamaan dengan tumbuhan.
Seba menganggap bahwa ketika tumbuhan dan manusia di awal masa kehidupannya sama-sama rapuh. Seiring dengan berjalannya waktu, berbagai cobaan datang dalam kehidupan manusia, yang Seba refleksikan dalam bentuk serangga pada tumbuhan.
(les)