Kim Jones, Pria yang Mengubah 'Wajah' Louis Vuitton

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Selasa, 19 Jan 2016 15:07 WIB
Selama ini Louis Vuitton identik dengan nama Marc Jacobs, kemudian Nicolas Ghesquire. Tapi, kini popularitas itu bisa jadi digantikan oleh Kim Jones.
The Louis Vuitton Foundation for Creation. (REUTERS/Gonzalo Fuentes )
Jakarta, CNN Indonesia -- Kim Jones, memang belum sohor sebagai desainer rumah mode eksklusif Louis Vuitton. Tapi, hal tersebut akan segera berubah. Jones, yang kini menjabat sebagai direktur kreatif lini busana pria, terbukti punya esensi rancangan yang tidak bisa dianggap sebelah mata.

Hal itu terlihat di koleksi yang akan dia perlihatkan di Paris Menswear Week, dalam waktu dekat.

Dari sisi durasi bekerja, Jones memang baru lima tahun ‘menjabat’ sebagai kepala desainer lini busana pria Louis Vuitton. Tapi, selama lima tahun itulah dia memperlihatkan tajinya. Dia sukses menyajikan sesuatu yang baru, tanpa mengubah sisi kemewahan konservatif yang jadi ciri khas Vuitton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir laman Independent, di atas catwalk, Jones punya penyataan gaya pribadi. Bukan menyajikan barisan jas malam dan tuksedo konservatif, Jones justru memberi sentuhan apik pada penggunan kashmir, bahan kulit beraksen fluorescent, hingga denim dan tuksedo sutra.

Semua menunjukkan bahwa Jones, dalam waktu dekat, akan menyetir gaya busana pria global.

Lalu apa yang menjadi inspirasi terbesar Jones sehingga dia bisa menyuguhkan inovasi tanpa batas di atas catwalk?

“Saya selalu bepergian. Saya sudah traveling sejak saya berusia 3 bulan. Perjalanan itu yang selalu menginspirasi saya,” kata Jones, yang memiliki darah campuran Denmark-Inggris.

Memiliki ayah yang berprofesi sebagai hidrogeolog, berarti membuat Jones selalu berpindah-pindah. Dia pernah tinggal di Ekuador serta di Karibia, kendati menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di London, Inggris.

Kebiasaan yang dimulai sang ayah, terus berlangsung hingga Jones dewasa. Baru-baru ini, Jones baru saja pulang dari Maladewa, sebelumnya dia di Los Angeles dan beberapa waktu lalu dia di Tokyo, Jepang.

“Saya hanya tahan di kantor selama dua minggu. Lebih dari itu, saya harus pergi ke suatu tempat, melakukan sesuatu yang baru,” ujarnya.

Semangat petualang itulah yang membuat Jones sejalan dengan Louis Vuitton, yang mengawali bisnis sebagai pembuat koper pada 1854.

Perjalanan-perjalanan itu juga yang membuat Jones paham benar apa yang harus dia berikan pada para konsumennya. “Perbedaan temperatur, meskipun hanya beberapa derajat, menjadi elemen penting dalam pemilihan bahan,” kata Jones.

“Semua didasarkan pada perjalanan, material, struktur jahitan dan bagaimana busana tersebut terlipat dalam koper, perjalanan membuat saya mempelajari hal itu.” (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER