Jakarta, CNN Indonesia -- Tak kenal, maka tak sayang. Maraknya aksi pembantaian atau perlakuan semena-mena terhadap satwa, terutama yang hampir punah, belakangan ini, bisa jadi dipicu ketidaktahuan si pelaku tentang pentingnya keberadaan satwa dalam mata rantai ekosistem.
Untuk itulah, tim Kebun Binatang Safari II Prigen, Jawa Timur, menggelar program
Safari Goes to School sejak dua tahun lalu. Mereka membawa beberapa ekor satwa ke sekolah-sekolah di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, untuk diperkenalkan kepada anak-anak.
"Kami memperkenalkan satwa liar ini kepada anak-anak TK, SD, SMP, hingga kuliah," ujar Marketing Communication Manager Taman Safari Prigen Ashrully Setia Yudanto kepada CNN Indonesia.com, di bilangan Wijaya, Jakarta Selatan, pada Sabtu (30/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bawa harimau ke sekolah, ular juga kadang-kadang," kata Ashrully alias Rully. "Tapi yang paling sering sih, harimau. Anak-anak sekolah senang sekali melihat harimau. Binatang itu sangat menarik perhatian." Tentu saja harimau jinak, bukan yang liar dan buas.
Banyak hal yang perlu dicermati tim Prigen sebelum membawa harimau ke sekolah. "Kami pastinya survei dulu ke sekolah itu," kata Rully. "Kami lihat apakah di sekolah itu bisa didatangkan harimau atau tidak, dan apakah sekolah itu sesuai habitat harimau."
Di sekolah terpilih, para penjaga (
keeper) satwa memperkenalkan satwa liar, seperti harimau, kepada anak-anak. "Kami kasih pelajaran tentang cara menyelamatkan hewan liar yang hampir punah," kata Rully, seraya menujukkan cara merawat harimau di Taman Safari.
"Kami tentu saja memberikan edukasi tentang perawatan, juga bagaimana cara menjaga hewan-hewan itu," ia menambahkan.
"Nantinya anak-anak sekolah ini akan diberitahu anatomi dari harimau, bagian tubuh mereka, dengan [menghadirkan] harimaunya langsung," ucap Rully seraya meminta anak-anak untuk tetap tenang. "Tapi jangan takut ya, hewan-hewan ini sudah jinak kok."
(vga/vga)