Jakarta, CNN Indonesia -- Hidup di kota besar, bagi sebagian orang bisa meningkatkan laju konsumerisme. Alasannya, banyak penduduk perkotaan yang membeli barang tanpa dasar kebutuhan, melainkan keinginan. Sehingga, tak jarang mereka terkesan ‘kebablasan’ dalam mengelola pengeluaran uang.
Berdasarkan hasil riset dari lembaga riset Kadence Internasional Indonesia, pada tahun 2015 sebanyak 28% orang Indonesia memiliki kebiasaan bergaya hidup konsumtif. Dengan kata lain, pengeluaran mereka lebih besar dari pendapatan.
Namun, tuntutan hidup di kota besar tak dipungkiri memaksa masyarakat untuk hidup hemat. Jadi segala bentuk pengeluaran harus sedapat mungkin ditekan agar kebutuhan hidup sehari-hari tetap dapat dipenuhi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal tersebut, terkadang malah membuat salah kaprah dalam mengatur finansial. Demi berhemat, seseorang bisa berubah menjadi pelit dan super irit.
Padahal kebiasaan seperti itu justru membuat pelakunya tidak bisa menikmati hidup. Bahkan bisa jadi membuat orang lain di sekitar merasa risih.
Mengatasi hal tersebut, aktris dan bintang iklan Pevita Pearce punya jurus jitu, yakni melakukan gaya hidup frugal.
Pandangan yang disebut frugalisme ini menerapkan perspektif pemenuhan kebutuhan dan menahan keinginan. Dengan kata lain, bisa memilah mana yang lebih penting, sehingga, walau melakukan penghematan, tetap dapat bersenang-senang.
Pevita mencontohkan, saat ingin pergi ke suatu tempat ia lebih sering memilih menggunakan angkutan umum dibanding mobil pribadi.
“Kita lihat sendiri kalau kondisi jalanan di Jakarta udah parah banget. Polusi dan macet di mana-mana. Kita di sini pun bekerja mengejar waktu dan time is money. Jadi kalau seperti itu aku lebih milih jalan dengan public transportation, itu sangat membantu,” tuturnya dalam kampanye #SayangUangnya, di bilangan Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Dalam upaya bergaya hidup hemat, dara yang juga pernah menabung dengan cara ‘celengan receh’ pun selalu mengatur skala prioritas kebutuhan pribadinya. Dia juga selalu mencatat segala pengeluaran tiap harinya sebelum pergi tidur. Hal itu diakui seorang
financial planner Prita Ghozie sebagai cara ampuh untuk mencegah pemborosan.
“
You cannot save what you don’t track. Jadi kamu nggak akan bisa
nyisihin uang kalau kamu nggak tahu uangnya itu ke mana saja. Itulah kenapa mencatat keuangan penting sekali supaya kita
tuh tahu uang kita larinya ke mana saja,” kata Prita, di kesempatan yang sama.
Dari kebiasaan mencatat pengeluaran itu, seseorang bisa menentukan mana yang penting dan tidak penting dalam kehidupannya. Memenuhi keinginan pun menurutnya bukan hal yang salah, hanya saja seseorang harus bisa menyisihkan uang lainnya untuk tabungan dan investasi.
Selain itu, ada pula Hamish Daud yang mengaku bahwa makan di tempat-tempat
fancy bukan suatu keharusan, walau boleh saja kalau sedang ingin. Ia pun terkadang lebih memilih untuk makan di warung nasi, karena menganggap kalau selalu makan di restoran mewah akan membuatnya sangat boros.
“Sekarang sudah bukan jamannya kita hidup gengsi. Kita nggak perlu lagi
show off, mending kita
mikirin masa depan kita juga,” ujar dia.
Berbeda dengan kedua artis tadi, fashion blogger yang sedang naik daun, Sonia Eryka memiliki caranya sendiri. Untuk memuaskan keinginannya dalam menampilkan fesyen terbaru ala Sonia, dia sering memilih berbelanja pakaian di toko pakaian vintage atau bekas dijual.
“Kadang aku beli baju harganya cuma Rp20 ribu tapi hasilnya tetap oke. Pintar-pintarnya kita saja buat
mix and match-nya,” ungkapnya.
(les/les)