Jakarta, CNN Indonesia -- Persiapan 12 provinsi di Indonesia dalam menyambut fenomena langka gerhana matahari total (GMT) sudah mendekati tahap akhir. Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Putu Ngurah mengatakan saat ini persiapan untuk para wisatawan yang akan mengunjungi daerah tersebut sudah hampir 90 persen.
"Kami sudah koordinasi. Semua gubernur, pemerintah daerah, sudah menyambut dengan baik. Mereka sudah menyiapkan akomodasi dan fasilitas yang dibutuhkan wisatawan," kata Putu saat ditemui usai Jumpa Pers Pesona Gerhana Matahari Total di Hotel Santika, Jakarta, Selasa (16/2).
Seperti yang dilakukan Pemerintah Daerah Belitung Timur. Mereka telah menyiapkan enam titik terbaik untuk para wisatawan agar bisa menyaksikan GMT dengan nyaman. Fasilitasnya juga disediakan, ada tenda, mobil angkutan, toilet mobile, sampai kacamata untuk menyaksikan GMT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Daerah Sumatera Selatan juga telah menyiapkan beberapa acara, seperti glowing night run, ritual komunitas supranatural, dan penampilan kesenian.
Kementerian Pariwisata menyiapkan kompetisi untuk menyambut GMT, yakni lomba tulisan, foto, dan video. Kompetisi tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengabadikan GMT, tapi juga mendorong masyarakat menyingkap pesona alam, budaya, dan kuliner di 12 provinsi yang dilewati GMT.
GMT bisa disaksikan dari beberapa kota di Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Melalui kompetisi tulisan, foto, dan video, Kementerian Pariwisata mengajak masyarakat mengeksplor daerah-daerah tersebut agar semakin banyak lagi wisatawan yang tertarik mengunjunginya.
"Masyarakat bisa menunjukkan setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing untuk dilihat, baik itu alam, budaya, dan kuliner yang tidak dimiliki daerah lain, sehingga masyarakat akan tahu dan berkunjung ke sana," ujar Putu.
Putu menjelaskan, kompetisi tersebut tak harus bermuatan GMT. Tulisan, foto, dan video bisa dibuat sebelum gerhana datang. Karya yang dikirimkan adalah karya yang dihasilkan sejak 2015-2016.
"Karena tujuan utamanya untuk mempromosikan pariwisata. Kalau mengulas GMT, itu nilai tambah. Apalagi kalau karyanya bagus," kata salah satu juri foto, Barry Kusuma.
Bagi yang ingin mengikuti lomba tersebut, syarat dan ketentuannya bisa dilihat di laman indonesia.travel/pesonagmt. Batas akhir pengumpulan karya 30 April 2016.
(sil/sil)