Hormon Cinta Ternyata Bisa Rusak Pernikahan Anda

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Sabtu, 20 Feb 2016 17:42 WIB
Hormon oksitosin memang bisa membuat hati senang. Namun dalam beberapa kasus, hormon ini juga bisa menyebabkan pasangan berpisah.
ilustrasi ibu hamil (Thinkstock/Creatas Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hormon oksitosin dikenal sebagai hormon cinta ataupun cuddle hormone. Hormon ini merupakan salah satu hormon yang busa membuat orang merasa bahagia.

Namun tak selamanya hormon ini ternyata bisa membuat pasangan merasa bahagia. Menurut penelitian yang dilaporkan oleh Science Live, pasangan yang tengah menanti kelahiran buah hati ternyata terancam berpisah gara-gara hormon ini. Kemungkinan ini disebabkan oleh rendahnya tingkat oksitosin yang dimiliki ibu hamil.

Mengutip Details, Dr. Jennifer Bartz, psikolog di McGill University di Kanada dan rekannya, mengumpulkan sampel air liur dari 341 ibu hamil pada waktu yang berbeda, selama trimester pertama, trimester dua, trimester tiga, tujuh sampai sembilan minggu setelah melahirkan. Dua setengah tahun kemudian, penelitian dilakukan kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata dari 180 ibu yang berhasil kembali ditemukan, 170 di antaranya masih bersama suaminya, dan tujuh di antaranya sudah berpisah. Sedangkan 11 lainnya memang adalah orang tua tunggal.

Tujuh pasangan yang berpisah memang tidak diketahui, namun ketujuh di antaranya ditemukan memiliki tingkat oksitosin yang rendah saat trimester pertama kehamilan,  juga beberapa saat usai melahirkan dibanding. Hal ini dibandingkan dengan rata-rata 170 perempuan lain yang masih bersama dengan pasangannya.

Bartz melaporkan bahwa tiap unit memiliki perbedaan peningkatan oksitosin selama trimester pertama dan usai melahirkan. Kondisi tersebut menyebabkan tiap pasangan harus bertahan dan berjuang untuk mempertahankan pernikahannya tujuh sampai sembilan kali lebih keras. Hanya saja, level oksitosin ini bukanlah satu-satunya alasan perpisahan itu. Namun penelitian ini menunjukkan bahwa hormon tersebut mungkin berpengaruh dengan hubungan Anda.

Bartz menjelaskan bahwa tingginya tingkat oksitosin akan membantu perempuan untuk menjalin relasi yang lebih baik dengan bayi. Selain itu, hormon ini juga akan membantu meringankan stres ibu. Hal tersebut akan memberi dampak yang baik untuk hubungan terhadap pasangan.

Di sisi lain, ada juga kemungkinan bahwa perempuan dengan tingkat oksitosin yang rendah tidak mendapat dukungan dari pasangan atau lingkungan sekitar seperti halnya perempuan dengan oksitosin tinggi. Dengan kata lain, ada masalah mendasar dalam kehidupan perempuan tersebut, dan rendahnya tingkat oksitosin hanyalah pertanda awal. (chs/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER