Jakarta, CNN Indonesia -- Bakso Sapi Bakmi Ayam 68 merupakan salah satu kuliner legendaris di Kota Singkawang. Berdiri sejak 1977, makanan tersebut tak pernah kehilangan penikmatnya.
Di restoran sederhana yang terletak di Jalan Diponegoro nomor 68 itu, ada beberapa menu bakmi ayam dan bakso sapi yang bisa dicicipi. Salah satu yang jadi andalan adalah bakmi ayam spesial.
Disebut spesial karena isinya bermacam-macam. Semangkuk mi ayam ditambahkan babat dan telur dadar yang dipotong memanjang. Ada juga bakso, potongan daging, tahu goreng, daun selada, dan tauge.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuahnya yang disajikan terpisah merupakan kaldu daging sapi asli yang gurih. Sementara mi yang digunakan adalah mi kuning buatan sendiri. Ada juga mi putih, tapi tak dibuat sendiri melainkan dibeli dari pemasok.
Sekali sendok, mi yang kenyal berpadu dengan ayam yang sedikit manis, renyahnya tauge dan gurihnya daging serta kaldunya berpadu menjadi satu di mulut. Belum lagi tahunya yang gurih dan lembut menambahkan cita rasa tersendiri. Tekstur baksonya juga sangat halus.
Silvi, salah satu penjaga toko sekaligus anak dari pemilik Restoran Bakso Sapi Bakmi Ayam 68 mengatakan kualitas makanan di restoran sederhana mereka sangat dijaga dengan baik. Bakmi dan bakso dibuat sendiri.
Mempertahankan kualitas menjadi hal penting bagi Silvi dan keluarga dalam mengembangkan bisnis kulinernya. Apalagi bisnis tersebut ternyata dibangun dari nol oleh sang kakek.
Silvi bercerita, sebelum terkenal seperti sekarang ini, Bakso Sapi Bakmi Ayam 68 dijajakan menggunakan gerobak. Yang pertama memulai adalah kakeknya, sekitar tahun 1959.
Perempuan berkulit putih dan bermata sipit itu mengatakan gerobak mi kakeknya kemudian diwariskan kepada ayahnya Liu Tjan Ngiap.
"Setelah itu digantikan papa. Waktu itu papa 13 tahun dorong gerobak. Dulu menunya tidak sebanyak ini, cuma mi ayam dan bakso saja," kata Silvi kepada CNNIndonesia.com.
Belasan tahun menjual mi ayam di gerobak, berkeliling kota, sekitar tahun 1970-an Tjan Ngiap akhirnya mampu menyewa sebuah toko.
 Restoran Bakso Sapi Bakmi Ayam 68 Jalan Diponegoro berdiri sejak 1977 dan merupakan salah satu bakmi legendaris halal di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Tak berapa lama, ia berpindah, menyewa sebuah bangunan apotik. Hingha akhirnya pada 1977 ia mampu membeli rumah sendiri di ruko Jalan Diponegoro dan terus berada di sana hingga sekarang.
Kini, Bakso Sapi Bakmi Ayam 68 seolah sudah menjadi kuliner wajib cicip jika datang ke Singkawang. Hal tersebut terlihat dari banyaknya orang terkenal, pejabat, dan artis yang berkunjung untuk membuktikan kelezatan bakmi keluarga Liu.
Sebut saja Dewi Gita, Julia Perez, Riyanni Djangkaru, Morgan Oey, dan masih banyak lagi.
Salah satu faktor yang membuat banyak orang berkunjung ke restoran tersebut adalah label halalnya. Seperti diketahui, sangat sulit menemukan makanan halal di tengah kawasan pecinan.
Pemilik restoran bisa memastikan kalau semua bahan makanannya halal. Begitu juga dengan kuah, bumbu, dan minyak. Mereka mengaku sama sekali tidak menggunakan daging babi.
"Waktu itu BPOM sidak, dan produk kami terbukti tidak mengandung babi sedikitpun. Semuanya halal," ujar Silvi.
Setelah sukses di kampung halaman sendiri, Bakso Sapi Bakmi Ayam 68 mencoba merambah ke luar Singkawang. Saat ini satu-satunya cabang berada di Jakarta.
Pemiliknya masih satu keluarga. Silvi mengatakan tidak mau terlalu banyak membuka cabang dan memberikan hak kelola kepada orang lain demi mempertahankan rasa serta kehalalan.
"Kalau nama baik susah dicari. Jadi harus pertahankan rasa, kualitas, dan halalnya. Soalnya bangun bisnisnya susah, dari nol sekali," kata dia.
Untuk menikmati semangkuk bakmi ayam spesial uang yang harus dikeluarkan senilai Rp36.500. Sementara untuk bakmi komplit dan bakmi ayam harganya lebih murah.
(les/les)