Maskapai Inggris Tak Lagi Ijinkan Anak-Anak Terbang Sendirian

Silvia Galikano | CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2016 20:46 WIB
Maskapai British Airways kini tidak mengijinkan anak-anaknya untuk terbang sendirian. Anak-anak harus ditemani orangtua di pesawat.
Pesawat British Airways. (CNNIndonesia Internet)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anak berusia di bawah 12 tahun tak boleh lagi bepergian sendiri. Artinya para orangtua harus terbang ribuan mil untuk menjemput atau mengantar anak-anaknya.

British Airways (BA) telah menerbangkan generasi demi generasi anak-anak ke seluruh dunia. Maskapai ini jadi “pengasuh terbang” yang menjaga anak-anak berusia 12 tahun ke bawah untuk pergi sendirian, dalam layanan Unaccompanied Minor (UM).

Keputusan terakhir BA, mengakhiri layanan UM demi memangkas biaya, memicu kemarahan para orangtua. Mereka bakal harus terbang ribuan kilometer menjemput atau mengantar anak-anak mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BA, sebagaimana dikutip dari The Independent, belum mengumumkan keputusan ini secara luas, namun perubahannya sudah terlihat. Penumpang yang memesan kursi untuk anak-anak dalam layanan UM tetap dilayani, hanya saja BA tak menerima pemesanan baru.

Pesan itu bertuliskan, “Maskapai tetap menerima pemesanan untuk orang berusia 12 hingga 18 tahun yang ingin terbang mandiri. Namun demikian, anak-anak di bawah 12 tahun harus ditemani seorang dewasa berusia 16 tahun atau lebih.”

Jurubicara BA mengatakan pada The Independent, “Di samping pertumbuhan keseluruhan angka pelanggan kami selama sepuluh tahun terakhir, permintaan layanan UM kami berkurang dua pertiga, turun hingga 21 persen tahun lalu.”

Hingga pekan ini, maskapai tersebut membebankan tambahan £90 atau setara Rp1,7 juta untuk layanan Skyflyer Solo penerbangan Eropa atau domestik, dan £108 untuk penerbangan panjang, dari tarif resmi.

Bagi anak berusia 5-11 tahun yang sekarang terbang dengan BA, lebih dari 98 persen ditemani seorang dewasa. Walau layanan UM tersedia bagi anak berusia 12 hingga 18 tahun, hanya satu dari 10 orang dalam kategori umur ini yang bepergian sendirian memanfaatkan fasilitas tersebut.

“Kami menyimpulkan dengan sangat menyesal tak dapat memberikan layanan ini lagi," ujar Juru Bicara British Airways.

Dibandingkan maskapai lain, British Airways mengoperasikan lebih banyak penerbangan jauh dari Inggris. Karenanya keputusan ini relatif memukul ribuan keluarga.

Hillgate, agen perjalanan di London berkicau dalam akun Twitter-nya, “Kabar buruk - British Airways tak lagi menerima anak berusia 12 tahun yang bepergian sendirian.”

Keputusan tersebut membuat para orangtua terpaksa menggunakan Virgin Atlantic, pesaing BA yang tetap memberikan layanan UM.

Penulis dan sejarawan, Juliet Barclay, sewaktu bocah adalah pengguna layanan UM. “Secara teratur saya terbang antara London dan Karibia dengan adik laki-laki saya dan segerombolan anak pada penerbangan BA. Terkadang kami dibolehkan membantu membagikan baki makanan.”

“Kami semua tergabung dalam Junior Jet Club. Tiap terbang hampir selalu dibawa ke ruang kemudi. Kami punya logbook yang diisi dan ditandatangani Kapten, dan tiap kali mencapai 25.000 mil, maskapai mengirimkan sertifikat yang sangat elegan.”

Jamie Bowden, mantan Customer Service Manager British Airways di Heathrow, mengatakan kematian layanan itu sudah dapat ditebak. “Angka UM dalam penerbangan antara London dan komunitas “ekspat” tradisional seperti Hong Kong, Kenya, atau Karibia tak lagi sebesar 30-40 tahun lalu. Layanan terpisah sudah tak layak lagi.”

Juliet Barclay, yang kini jadi orangtua, selama ini menggunakan layanan UM Virgin Atlantic, “Bagus. Putri saya beberapa kali terbang untuk bergabung dengan saya ketika saya bekerja di Kuba.”

Jamie Bowden memperingatkan prospek jangka panjang konsep ini, “British Airways sudah lama identik dengan UM. Saya menduga, dengan keputusan ini, tak lama lagi operator lain akan menyusul mengikuti kebijakan tersebut.”

(sil/sil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER