Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak beberapa tahun lalu, popularitas baju muslim pun mulai meroket di Indonesia. Popularitasnya makin menanjak seiring dengan semakin banyaknya hijabers, perempuan muslimah yang ingin juga terlihat gaya dan stylish.
Meroketnya kreasi busana muslim ini juga mempelopori kemunculan banyak desainer busana muslim. Dian Pelangi, Zaskia Sungkar, Zaskia Adya Mecca, Barli Asmara, Restu Anggraini, sampai Ria Miranda adalah salah satunya.
Sementara itu, desainer busana muslim senior yang dulunya sempat 'mati suri' menggarap busana muslim juga kembali bangkit. Di Indonesia, desainer busana muslim senior antara lain Ida Royani, Irna Mutiara, Itang Yunasz, Tuty Adib, Nuniek Muwardi pun tertantang untuk membuat busana muslim yang lebih modis, tak melulu hanya gamis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, desainer-desainer ini berkreasi dengan menciptakan desain busana
mass product ready to wear dan dijual dengan harga yang lebih bisa dijangkau masyarakat pada umumnya. Mereka tak lagi hanya berpikir soal desain busana yang eksklusif dan hanya dimiliki segelintir orang berduit.
Itang Yunasz salah satunya, dia bahkan menjual busana-busana muslimnya di pasar Tanah Abang dengan harga yang terjangkau.
Namun kondisi ini justru berbeda dengan Ria Miranda. Jika desainer lain awalnya bergerak dari desain busana eksklusif ke
ready to wear mass product, Ria bergerak sebaliknya.
Dia lebih dulu menancapkan tonggak kariernya lewat busana-busana muslim menengah, Ria Miranda. Di tahun 2014 lalu, dia pun mulai menggaet pangsa pasar yang lebih muda. Dia menciptakan busana muslim untuk dipakai sehari-hari, Ria Miranda Daily. Di tahun 2016, Ria akhirnya mulai membidik pangsa pasar yang lebih tinggi dengan menciptakan kreasi busana muslim eksklusif dan elegan untuk kalangan atas, Ria Miranda Signature.
Langkah yang berbanding terbalik dengan desainer lain ini merupakan langkah Ria untuk menjaring pelanggan loyal dan royal, sehingga dia bisa 'sedikit' tenang ketika punya koleksi busana dengan yang lebih tinggi. Satu potong pakaiannya dihargai mulai Rp1,5 juta.
"Ini masih koleksi awal, masih mau mencoba melihat bagaimana respons pelanggan. Masih deg-degan."
Koleksi baruDibanding dengan desainer lainnya, Ria tergolong desainer yang cukup bermain aman dalam koleksinya dibanding dengan desainer-desainer lainnya.
Jika desainer busana muslim lainnya berani menggunakan warna-warna busana yang mencolok, corak yang bold, serta potongan gaya dekonstrukstif, Ria memilih tidak melakukannya.
Sejak awal kemunculannya, Ria lebih suka menggunakan desain busana dengan warna-warna pastel yang lembut. "Ini memang ciri khas saya untuk memakai warna pastel. Dulu pernah mencoba buat dengan warna mencolok, tapi ternyata sepertinya bukan gaya saya, dan banyak pelanggan yang protes juga," kata Ria kepada CNNIndonesia.com, usai fashion shownya, Kamis (3/3).
Gaya rancang busananya ini pun ternyata masih terbawa sampai lini busana terbarunya, Signature. Dia menciptakan busana dalam balutan warna pastel dalam palet warna tanah yang lembut dan klasik.
 CNN Indonesia/christina andhika setyanti |
Dalam koleksi terbarunya ini, Ria sengaja hanya menciptakan 10
looks saja.
"Selain masih lihat pasar, jumlah yang sedikit ini juga karena pembuatannya menggunakan songket Minang
handmade," ucap Ria.
Selain penggunaan songket, dia juga menggunakan bahan kain lainnya seperti sutra, sifon, organdi dan tile. Untuk kesan yang lebih muda dan modis, Ria banyak bermain dengan model two pieces dibanding dress.
"Biar lebih mudah di
mix and match."
Kesan eksklusif dari lini terbarunya ini berasal dari penggunaan detail motif yang ada di busananya. "Saya pakai bordir
handmade, dan juga kristal swarovski," ujar perempuan asli Minang ini.
Gambaran motif-motif yang ada di busananya ini dibuat dengan detail yang terinspirasi dari kultur Minang.
"Sebagai perempuan Minang, Saya ingin mengeksplor budaya Minang lebih dalam. Maka di koleksi ini, saya menghadirkan modifikasi baju kurung, baju pengantin minang dan juga gambar suntiang. Jadinya ini adalah koleksi kasual
lux."
(chs)