Jakarta, CNN Indonesia -- Perancang busana kondang Josephine W Komara yang akrab disapa Obin bakal bercerita tentang penguatan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kain asli dari sejumlah daerah.
Si "tukang kain" ini juga akan mengajak anak muda untuk mengembangkan kreativitasnya. Kreativitas ini membawa kain asli Indonesia sebagai produk unggulan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Obin akan menjadi tamu dalam acara "Kibaran Cinta Kain Nusantara" yang digelar oleh penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (BPI LPDP) Angkatan 58. Acara yang diselenggarakan di Gedung A Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, pada Sabtu (5/3) ini terdiri dari pameran kain nusantara, bincang-bincang tentang kain, pelatihan membatik, dan pergelaran busana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seniman Karina Salim juga akan menyoroti eksistensi pelaku seni di Indonesia dan memberikan gambaran industri kain di Indonesia.
"Kami sebagai penerima beasiswa dan generasi muda perlu untuk dibekali pengetahuan tentang kain asli nusantara yang dikenal sebagai ikon Indonesia. Acara ini mengedepankan promosi kain sebagai produk unggulan Indonesia menghadapi MEA," kata Ratih Andaruni sebagai penerima BPI LPDP sekaligus Ketua Acara.
Sementara itu, Peneliti Kesenian dan Tradisi Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung Ratna Panggabean akan berbicara ihwal pengembangan potensi tenun oleh para wirausaha dan kesiapannya dalam kompetisi global.
Untuk pelestarian kain dan promosi kain didunia internasional, Project Coordinator United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization Indonesia Diana Setiawati akan angkat bicara.
Selain pameran dan diskusi, acara ini juga menyajikan pergelaran busana dari para perancang muda yang tergabung dalam Alleira Batik dan Sugeng Waskito. Hasil karya keduanya terpilih sebagai representasi kaum muda.
Acara ini juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk belajar membatik. "Untuk praktiknya, kami juga ada acara workshop batik. Workshop ini berkapasitas 40 orang dengan komposisi 25 orang sekolah dasar dan 15 pengunjung. Ini gratis," katanya.
Lebih jauh, Ratih menilai kain asli Indonesia perlu dipromosikan ke luar negeri sebagai bentuk pelestarian. Dalam upaya itu, dibutuhkan keterampilan berbahasa asing termasuk Inggris.
Gelaran ini juga memerikan kesempatan pada pengunjung untuk mengikuti sesi belajar bahasa Inggris. "Bahasa Inggris untuk menunjang kemampuan kami secara internal maupun eksternal untuk mempromosikan kain. Ada juga informasi persiapan ters IELTS dan kisi-kisi untuk menyiapkan aplikasi beasiswa LPDP," katanya.
Untuk diketahui, sejak 2012 hingga Desember 2015, LPDP telah membiayai sekolah pascasarjana untuk 9.145 anak bangsa dan sebanyak 1.067 orang dari total penerima beasiswa dapat bersekolah di universitas peringkat 50 di dunia.
Acara ini menjadi rangkaian persiapan keberangkatan para penerima beasiswa di mana LPDP memberikan bekalan, wawasan nusantara dan cinta bangsa bagi para penerima beasiswa. "LPDP ada untuk menjadi solusi permasalahan SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia.
Harapannya dengan SDM master dan doktor yang meningkat, kita menjadi bangsa yang memiliki daya saing karena bagaimana pun ke depan tidak ada batasan antar negara," kata Hendra Etri Gunawan selaku Penanggungjawab Persiapan Keberangkatan Angkatan 58 Penerima BPI LPDP.
"Kami hadir dengan semangat Indonesia. Jadi segala hal yang berhubungan dengan daya saing Indonesia entah di bidang seni budaya, kain misalnya, kami akan support," tambahnya.
(agh/eno)