Kembali Masuk Peta Wisata, Pantai Gading Masih Tak Aman

Silvia Galikano | CNN Indonesia
Selasa, 15 Mar 2016 19:48 WIB
Setelah pemilu damai tahun lalu, Pantai Gading kembali masuk dalam peta wisata dunia. Meskipun begitu, amankah negara eksotis ini bagi para pelancong?
Polisi Berjaga di hotel di Bassam, Pantai Gading. (CNNIndonesia Reuters Photo/ Luc Gnago)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Luar Negeri Inggris (FCO) memperingatkan wisatawan Inggris agar menghindari kawasan populer Grand Bassam di Pantai Gading, Afrika setelah kelompok muslim bersenjata menembaki wisatawan dan menewaskan 16 orang, termasuk empat warga Eropa.

Padahal, menurut Organisasi Pariwisata Dunia (WTO), seperti dilansir Telegraph, Pantai Gading didatangi 471.000 orang dari seluruh dunia, setiap tahunnya.

Negara tersebut selama bertahun-tahun dianggap keluar batas setelah krisis ekonomi pada era 1980-an yang membuka jalan bagi gejolak sosial dan politik, termasuk dua perang saudara antara 2002 hingga 2011. Setelah pemilu damai tahun lalu, negara itu sudah kembali masuk dalam peta wisatawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wisatawan dapat menikmati suguhan budaya yang kaya, dari topeng tradisional Senufo hingga warisan kolonial Prancis makin pudar.

Di ibukotanya, Yamaoussoukro, berdiri gereja terbesar di dunia, Basilica of our Lady of Peace. Gereja ini digambarkan operator tur Responsible Travel sebagai “desa kecil yang berubah jadi ibukota politik negara, sangat bertentangan dengan kondisi negara itu.”

Operator tur lain, Intrepid Travel, mengatakan bahwa negara itu, “(Terdiri dari) bukit-bukit sabana di utara, pegunungan, pantai yang panjang dan landai di Teluk Guinea.

“Kawasan pantainya dihiasi sungai dan laguna, dengan daya tarik ribuan burung.”

Taman Nasional Comoe, yang jadi situs Warisan Dunia Unesco, adalah tempat hidup kuda nil, buaya, antelope.

Grand Bassam, tempat terjadinya serangan pekan ini, terkenal dengan pantai keemasan dan arsitektur kolonial kunonya.

Sebaliknya, Abidjan, ibukota ekonomi dan kota terbesar ke-tiga di Pantai Gading, biasanya ada di dalam daftar kota terburuk untuk dihuni di dunia. Pada 2014 ada di urutan ke-10, awal tahun ini jadi yang ke-23.

Amankah?

Karena tingginya ancaman terorisme di penjuru negara itu, FCO mengatakan, “Serangan bisa diskriminatif, termasuk tempat-tempat yang dikunjungi orang asing.”

Disebutkan serangan terhadap hotel di negara tetangga, Mali dan Burkina Faso, tahun lalu, adalah bukti bahwa teroris menyasar hotel. FCO menyarankan agar “waspada dan menghindari tempat-tempat ramai.”

“Ancaman teroris dianggap meningkat secara global terhadap kepentingan Inggris dan warga Inggris, oleh kelompok atau individu yang didorong konflik di Irak dan Suriah. Keadaan keamanan di Abidjan dapat memburuk dalam waktu singkat.”

Serangan terakhir memiliki kesamaan dengan pembantaian wisatawan di kawasan resor Sousse Tunisia, akhir Juni, yang menewaskan 38 orang. Kelompok bersenjata itu diyakini tiba di pantai dengan menaiki perahu nelayan.

FCO menyebutkan tingginya risiko kriminal di Abidjan, termasuk tindak kekerasan, menyebabkan pemeriksaan resmi dan tidak resmi diberlakukan di jalan-jalan utama di dalam dan luar kota.

“Berhati-hatilah dan patuhilah petugasnya.”

(sil/sil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER