Jakarta, CNN Indonesia -- Aktor dan presenter David Chalik boleh merasa bangga, karena bisnis sepatu yang digelutinya sejak 2009 telah membuahkan hasil. Produk andalannya dipakai oleh UNIFIL, pasukan perdamaian interim PBB di Lebanon.
"Sudah dipakai selama setahun ini. Sepatu ini produk andalan kami, makanya ada logo PBB nya," kata David di acara pameran Koperasi Jasa Karya Nurani Rakyat di Plaza Kementerian Perindustrian Jakarta, Rabu (16/3).
Pria berusia 39 tahun tersebut mengaku harus melewati proses yang sangat panjang, hingga sepatu bermerk 'March' tersebut akhirnya bisa sampai ke kaki para tentara PBB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prestasi itu digunakan David sebagai pendorong untuk terus memperbaiki kualitas produknya.
“Pada saat dapat kesempatan kita pergunakan dengan sebaik-baiknya, salah satunya dengan menjaga kualitas sepatu itu sendiri," kata suami Deivy Zulyanti Nasution ini.
Saat ditanya mengenai profesi terbarunya sebagai desainer dan pebisnis sepatu, dibandingkan dengan menjadi aktor dan presenter pemeran film ‘Negeri 5 Menara’ ini mengatakan sangat menikmati semuanya.
Menurut David, menjadi presenter memberinya banyak ilmu baru, menjadi aktor banyak memberinya teman dan menjadi pebisnis memberinya banyak kesempatan untuk bersilaturahmi dan menyediakan lapangan kerja.
"Semuanya saya senang, karena ada kalanya rezeki datang dari mana saja. Jadi, saya semuanya
enjoy, semuanya saya
jalanin," tukas David.
Jatuh BangunDavid Chalik memulai bisnis sepatu sejak 2009. Membangun pabrik hingga memiliki merek sendiri dilakoni aktor dan presenter itu dengan berbagai tantangan.
Pria kelahiran 13 April 1977 ini memiliki cara tersendiri untuk bangkit saat menghadapi situasi bisnis yang kurang menguntungkan.
"Saat gagal itu dijadiin batu loncatan kita untuk bisa lebih kuat," kata David.
Insinyur mesin dari Universitas Trisakti ini menceritakan, dalam menjalankan bisnis alas kaki, yakni sepatu dan sandal, tahap yang paling menantang adalah pengembangannya.
Selama beberapa tahun, David dan timnya berulang kali gagal mengembangkan sepatu dan sandal buatan lokal.
"Sejak 2009 sudah bisnis sepatu dan mengembangkannya gagal, gagal, gagal, sampai pada akhir 2011, sepatunya itu baru betul-betul perfect," kata pria berusia 39 tahun tersebut.
Dari kegagalan itu, David merasa ditempa untuk terus melakukan perbaikan, penyempurnaan dan pantang menyerah.
Nama 'March' sendiri diambil dari nama bulan, Maret, yakni bulan dimana kedua orang tua David menikah.
March didesain sendiri oleh David dan disempurnakan oleh dua orang dari tim desain, kemudian diproduksi di Cikupa, Tangerang, dengan berbagai pilihan warna.
[Gambas:Youtube] (antara/les)