Destinasi Wisata Menjanjikan itu Bernama Cirebon

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 01 Apr 2016 07:35 WIB
Festival Pesona Cirebon menjadi gerbang yang membuka potensi besar pariwisata di Kota Wali, Cirebon. Festival Pesona Cirebon berlangsung 31 Maret - 2 April.
Tradisi Rasulan di Cirebon yang jadi daya tarik wisata. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan dalam mimpi semalam Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat menginisiasi Festival Pesona Cirebon, sampai mengundang berbagai pihak menjajal kampung halaman Sunan Gunung Jati ini. Kota dengan empat keraton itu punya berbagai faktor unggulan selain budaya, kuliner yang khas, serta alam yang mumpuni, yang menjadikannya potensial sebagai destinasi wisata utama di Indonesia. 

"Dalam konteks pengembangan wilayah, Cirebon termasuk kota metropolitan di Jawa Barat selain Bogor dan Bandung. Belum lagi banyak keunikan, seperti dari peninggalan sejarah, ini baik kalau dikembangkan ke depannya," kata Ahmad Heriyawan, Gubernur Jawa Barat saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional Optimalisasi Wisata Bahari Indonesia di kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon, Kamis (31/3).

Keraton Kasepuhan Cirebon bersama dengan Kementerian Pariwisata, mengadakan Festival Pesona Cirebon guna menarik wisatawan datang ke kota wali tersebut. Festival yang banyak berisi kegiatan budaya tersebut diselenggarakan menyebar di Cirebon mulai dari 31 Maret hingga 2 April mendatang. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan gubernur yang akrab disapa Aher itu, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat dan Kementerian Pariwisata meyakini bahwa Cirebon dapat menjadi salah satu destinasi menjanjikan bagi Jawa Barat serta nasional. Hal ini selain karena unsur budaya yang berbeda, terpisah dari Sunda dan Jawa, Cirebon pun sudah dianggap cukup memiliki infrastruktur yang mendukung wisatawan untuk datang berkunjung. 

Sejak diresmikannya jalan tol Cikopo-Palimanan, atau Cipali pada beberapa waktu lalu, akses ke Jakarta ke Cirebon yang bisa mencapai tujuh jam melalui jalur Pantura, kini lebih singkat menjadi empat jam. 

Kemudian pembangunan kereta api dengan rel ganda telah membuat perjalanan Cirebon dengan Jakarta, Bandung, dan Semarang, lebih cepat. Waktu tempuh dari Jakarta ke Cirebon dengan kereta api pun berlangsung hanya tiga jam. Tercatat, sekitar 200 perjalanan kereta api setiap harinya melewati Cirebon. 

Namun, yang paling menjanjikan dan dapat meningkatkan pariwisata Cirebon adalah pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat di Kertajati. 

"Bandara di Kertajati selesai pada 2018, ukurannya 1800 hektar sama seperti Soekarno-Hatta, dan akan jadi bandara daerah terbesar setelah Cengkareng. Kemudian akan dibangun aeropolitan yang juga akan mendukung industri pariwisata ramah lingkungan sebesar 3200 hektar," kata Aher. 

Pembangunan infrastruktur tidak berhenti di situ saja. Aher pun menjanjikan bahwa bersamaan dengan penyelesaian Bandara Kertajati, tengah dibangun jalan tol yang menghubungkan Cileunyi-Sumedang-Kertajati yang sanggup memangkas waktu tempuh Bandung-Cirebon hanya 30 sampai 40 menit. 

Cirebon sendiri juga sudah memiliki beberapa infrastruktur seperti pelabuhan, yang diakui Sultan dikunjungi kapal pesiar dari Perancis, Inggris, dan negara lainnya untuk bersandar setiap tahunnya. Dari kapal pesiar ini, wisatawan asing datang dan menikmati wisata budaya di Cirebon. 

"Ya saya berpesan ke Cirebon untuk menjaga identitas sebagai kota wali ketika sudah jadi besar dan terhubung, jangan sampai menjadi kota sekuler, karena Cirebon adalah sumber religi terutama Islam di Jawa Barat,” kata Aher. 

Bidik Wisatawan Domestik

"Cirebon itu sempurna sebagai destinasi wisata," sebut Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam kesempatan yang sama. 

Komentar Arief tersebut didasarkan dari peluang besar yang dimiliki oleh Cirebon sebagai sebuah destinasi wisata. Namun Arief menekankan pentingnya memahami kondisi pasar pariwisata serta strategi memasarkan, bukan hanya sekedar 'jualan paket wisata'. 

Arief dalam kesempatan tersebut menjadi pembicara dan menyampaikan serangkaian materi pemasaran pariwisata sekaligus menjabarkan kondisi pariwisata saat ini. Menurut Arief, Indonesia kaya akan wisatawan dalam negeri.

"Di Indonesia, pasar domestik sangat kuat yaitu sekitar 260 juta perjalanan," kata Arief. "Kalau domestik kuat, berarti tahan akan krisis.”

Arief mengatakan, meski domestik masih mendominasi pasar wisatawan Indonesia, namun dunia pariwisata Indonesia terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah perjalanan di Indonesia naik dua persen dibandingkan tahun lalu. 

Menteri Pariwisata juga mengatakan bahwa dua per tiga wisatawan di Jawa Barat lebih memilih berwisata di dalam provinsinya sendiri. Ini berbeda dibandingkan Jakarta, hanya 20 persen penduduknya yang bersedia berwisata di dalam Ibu Kota. 

"80 persen wisatawan dari Jakarta ini peluang emas bagi yang terdekat dari Jakarta, yaitu Banten dan Jawa Barat," katanya. 

"Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memasarkan Cirebon. Ini masalah bisnis, dan pebisnis melihat dari perspekif finansial,” tutur Arief.

Menpar menambahkan, yang perlu diperhatikan para pemangku kepentingan di daerah adalah memberikan ruang lebih bagi promosi pada media, endorsement, serta pemasaran pra-kegiatan.

“Yang terpenting adalah meningkatkan kesadaran dan citra dari destinasi wisata, ini juga yang diterapkan pada kampanye Wonderful Indonesia,” sebutnya.

Tahun ini kampanye Wonderful Indonesia sukses naik peringkat branding secara internasional oleh World Economic Forum, yaitu peringkat 47, jauh di atas Malaysia sebagai saingan pariwisata terdekat dari Indonesia, yang berada di posisi 96. (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER