Jakarta, CNN Indonesia -- Para petinggi dunia bidang kesehatan mengaku semakin khawatir atas dampak virus Zika, Senin (11/4). Apalagi setelah virus itu akhirnya sampai ke Amerika Serikat. Para ahli kesehatan berkata, nyamuk pembawa virus Zika sekarang ada di 30 negara bagian AS.
Bukan hanya itu, ada pula sekitar ratusan orang yang terinfeksi virus itu di Puerto Rico, dikutip dari Reuters.
Aedes Aegypti, spesies nyamuk yang membawa virus Zika, ada di 30 negara bagian, bukan 12 seperti yang diperkirakan sebelumnya. Di Puerto Rico, mungkin ada ratusan orang dan ratusan bayi yang akan terinfeksi virus itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr. Anne Schuchat, Deputi Direktur US Centers for Disease Control and Prevention mengatakan, "Kami melihat virus ini sepertinya sedikit lebih menakutkan ketimbang yang kami pikirkan." Ia melanjutkan, "Kami ingin AS bersiap untuk [menghadapi] virus."
Dalam briefing di Gedung Putih, ditegaskan bahwa akan ada langkah selanjutkan untuk menggelontorkan sekitar US$1,9 miliar dana darurat untuk persiapan menghadapi virus Zika. Itu didasarkan pada permintaan administratif Presiden AS Barack Obama, Februari lalu.
Virus Zika sebelumnya tidak sampai ke AS. Ia disebut-sebut berbahaya karena menyebabkan beberapa kasus mikrosefalus pada bayi baru lahir di Brasil. Secara cepat virus yang dibawa nyamuk itu menyebar di Amerika Latin dan Karibia.
Badan Kesehatan Dunia menjelaskan, ada penjelasan kuat bahwa Zika menyebabkan mikrosefalus, yakni kondisi bayi yang baru lahir dengan kepala kecil. Itu bisa mengakibatkan masalah dalam perkembangannya. Masalah lain adalah sindrom Guillain-Barre, gangguan saraf langka yang bisa menyebabkan kelumpuhan.
Di Brasil, pekan lalu ada laporan 1.046 kasus mikrosefalus, yang digadang-gadang diinfeksi oleh virus Zika.
Sebelum Zika sampai di AS di tengah cuaca yang hangat, Gedung Putih mengatakan pada pekan lalu bahwa akan ada dana darurat yang bisa dipergunakan sebesar US$589 juta. Sebagian merupakan uang dari penanganan virus Ebola.
Dr. Anthony Fauci, Direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases mengatakan, AS memang perlu menggelontorkan banyak dana untuk persiapan menanggulangi virus Zika. Jika tak ada, bisa menggunakan dana yang dialokasikan untuk penelitian malaria, tuberkulosis, dan vaksin flu universal.
"[Karena] saya tidak punya apa yang saya butuhkan sekarang," ia menjelaskan.
(rsa/rsa)