Jakarta, CNN Indonesia -- Anda punya berapa banyak teman? Sudah dapat angkanya? Sekarang, kurangi setengahnya.
Anda bisa saja meyakini bahwa Anda sosok yang populer. Namun penelitian psikologis terbaru, seperti diberitakan
Telegraph, menemukan hanya 50 persen orang yang Anda anggap teman, juga menganggap Anda temannya.
Untuk studi tersebut, ilmuwan dari Tel Aviv University dan Massachusetts Institute of Technology mengadakan percobaan sosial dan menganalisis data dari studi lain guna menentukan berapa banyak pertemanan yang "diakui" dua belah pihak, dan berapa banyak yang hanya satu pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan mereka dipublikasikan di jurnal
online Public Library of Science. Di sana terungkap banyak orang memiliki persepsi buruk tentang ikatan pertemanan dan karenanya tak dapat membedakan antara "teman" dan "kenalan."
“Ternyata kita buruk sekali menilai siapa teman kita,” kata Dr. Erez Shmueli, yang membuat penelitian di bagian Israel dengan profesor dari Department of Industrial Engineering Dr. Laura Radaelli.
Studi kolaboratif yang mencakup masukan dari Profesor Alex Pentland dan Abdullah Almatouq dari Massachusetts Institute of Technology, juga mengeluarkan enam survei pertemanan terhadap 600 siswa di Eropa, AS, dan Israel. Para siswa ditanya tentang tingkat pertemanan dan harapan pertemanan tersebut akan timbal balik.
“Kami menemukan 95 persen partisipan mengira hubungan mereka timbal balik,” kata Shmueli.
“Jika Anda mengira seseorang adalah teman Anda, Anda berharap dia merasakan hal yang sama. Namun ternyata bukan seperti itu kasusnya. Hanya 50 persen dari mereka yang disurvei cocok dalam kategori pertemanan dua arah.
“Pertemanan timbal balik penting karena pengaruh sosial,” kata Shmueli, mengutip survei yang bertanya kepada siswa tentang seberapa sering mereka berolahraga bersama teman-teman mereka.
“Kami menemukan, mereka yang ditekan oleh teman timbal balik berolahraga lebih banyak dan mendapat kemajuan lebih besar dibanding mereka dengan ikatan pertemanan sepihak.”
Shmueli dan rekan peneliti lainnya meyakini bahwa "algoritma pertemanan" merupakan hasil studi dengan akurasi tingkat tinggi. Algoritma itu dapat memprediksi apakah sebuah persahabatan berjalan dua arah ataukah hanya sepihak.
(sil)