Alasan Remaja Candu Media Sosial

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Kamis, 02 Jun 2016 18:23 WIB
Otak remaja semakin aktif saat melihat jumlah likes yang banyak pada unggahan mereka, sama seperti ketika memenangkan undian.
Ternyata ada alasan tersendiri mengapa remaja gandrung terhadap media sosial. (Dok. Instagram)
Jakarta, CNN Indonesia -- Media sosial kerap dianggap negatif karena membuat sebagian orang hanyut dengan keasikan berselancar di dunia maya, sehingga lupa dengan kehidupan nyata. Tampaknya, ungkapan bahwa media sosial 'mendekatkan yang jauh, tetapi menjauhkan yang dekat’, benar terjadi.

Tahap kepuasan orang pun berubah, saat ini mereka lebih mengutamakan kepopuleran di dunia maya, dibanding mengunggulkan prestasi diri pada dunia nyata.

Kini, dengan mendapatkan likes atau ‘suka' yang banyak, sudah menjadi suatu pencapaian kepuasan diri. Bahkan, tak sedikit yang rela memohon pada rekan di sekitarnya untuk mengklik tombol 'suka' atau menggunakan jasa pemilik akun palsu yang tersistem memberi banyak 'suka' pada unggahannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, sebuah studi baru, menemukan hasil positif dari hal tersebut. Ternyata, bagian otak yang aktif ketika para remaja melihat jumlah 'suka' yang banyak pada unggahan mereka, sama seperti ketika memenangkan uang atau memakan coklat.

Para ilmuwan dari UCLA Brain Mapping Centre melakukan penelitian yang melibatkan 32 remaja berusia antara 13 dan 18 tahun. Setiap peserta dalam penelitian ini, masing-masing ditampilkan 148 foto di jaringan sosial yang mirip dengan Instagram, termasuk 40 foto mereka sendiri. Peserta ini diteliti menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI), teknologi yang mengidentifikasi aktivitas otak.

Setiap foto yang ditampilkan, disertakan juga dengan jumlah 'suka' yang nampak datang dari peserta lain. Padahal, angka 'suka' itu datang dari peneliti, dan peserta diberitahu usai penelitian itu selesai.

Penulis utama studi dari UCLA Children Digital Media centre, Laura Sherma, mengatakan bahwa ketika remaja melihat foto mereka sendiri dengan sejumlah angka 'suka' yang besar, ia melihat peningkatan sejumlah aktivitas pada beberapa bagian dalam otak.

"Kami menunjukkan foto yang mirip, dengan jumlah 'suka' yang banyak pada sebagian remaja, dan setengahnya dengan sedikit 'suka'," katanya.

Menurutnya, ditemukan bagian yang sangat aktif atau disebut sebagai nukleus accubens, bagian dari area penghargaan pada otak. Diperkirakan bahwa area ini sangat sensitif selama masa remaja.

Studi yang telah diterbitkan pada jurnal Psychological Science ini, juga menemukan bahwa para peserta lebih senang 'menyukai' foto yang punya banyak likes.

"Ketika mereka melihat sebuah foto dengan lebih banyak 'suka', secara signifikan lebih senang untuk 'menyukainya' juga," kata Sherman dilansir dari Independent. (les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER